Liputan6.com, Jakarta Tak sedikit orangtua yang memiliki anak autisme percaya, pola makan atau diet tertentu serta suplemen membantu terapi si kecil. Benarkah hal tersebut?
Psikiater Anak dan Remaja dari Klinik Tumbuh Kembang & Edukasi Terpadu RSPI, Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K), mengatakan, terapi biomedik, seperti diet CFGFSF (Casein free, Gluten free, Sugar free), chelasi, vitamin dan suplemen (seperti vitamin B6, B12, magnesium, omega free fatty acid), belum didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.
Baca Juga
Advertisement
"Apa sih suplemen? Suplemen itu sama seperti obat. Suplemen hingga saat ini belum direkomendasikan sebagai terapi Gangguan Spektrum Autistik (GSA). Pilihan terapi ini hanya direkomendasikan untuk kepentingan penelitian, belum untuk aplikasi klinis," katanya saat berboncang dengan wartawan di Plaza Senayan, Jakarta (31/3/2016).
Ika menuturkan, terapi GSA perlu didukung dengan Evidence Based Medicine (penelitian medis). Untuk kasus ini, terapi perilaku dan farmakoterapi yang spesifik (risperidone, aripiprazole, yang telah disetujui oleh FDA) untuk mengatasi masalah emosi dan perilaku berat yang menyertai GSA.