1 April, Bulan Berburu Orang Bodoh, Kamu Siap Jadi Target?

Sejatinya, kejutan untuk lelucon ini sudah berumur 316 tahun.

oleh Liputan6 diperbarui 01 Apr 2016, 10:31 WIB
Sejatinya, kejutan untuk lelucon ini sudah berumur 316 tahun.

Citizen6, Jakarta - Bulan April populer dengan bulan lelucon. Para penggemar lelucon ini kemudian mempopulerkan istilah April Mop, yang berisi kejutan untuk lelucon. Mereka mempraktikkannya satu sama lain.

Sejatinya, kejutan untuk lelucon ini sudah berumur 316 tahun. Dalam situs History, di Inggris, tradisi April Mop mulai tersebar luas di abad 18. Tak tanggung-tanggung, mereka merayakannya dengan hingar bingar. Misalnya di Skotlandia, tradisi ini dirayakan selama dua hari.

Berburu Orang Bodoh

Perayaan di Skotlandia ini biasanya dimulai dengan "berburu orang bodoh". Perburuan dilakukan dengan meminta agar seseorang itu melaksanakan suatu tugas yang sebenarnya palsu. Nah, usai berburu orang bodoh biasanya dilanjutkan dengan Tailie Day, yakni menempelkan kertas berisi tulisan ejekan di punggung orang sebagai tanda sedang dikerjai.

Sejarah April Mop sendiri masih gelap. Sejumlah sejarawan menyebut bahwa April Mop berasal dari Prancis yang dimulai pada 1582. Diawali ketika Perancis mengalihkan rujukan dari kalender Julian ke kalender Gregorian. Pengalihan "kiblat" itu dituliskan Dewan Trent pada 1563.

Namun, tidak semua orang mengetahuinya saat itu, sehingga mereka yang tidak atau lambat mendapatkan berita perubahan kalender ini menjadi objek lelucon atau hoax. Awalnya, Perancis menetapkan tahun baru tiap 1 April. Itu terjadi ketika masih memakai kalender Julian. Tapi, ketika beralih ke kalender Gregorian, maka penetapan tahun baru jatuh pada 1 Januari.

Orang yang "terjebak" April Mop ini kemudian diberi tanda berupa ikan kertas yang ditempelkan di punggung mereka dengan tulisan "poisson d'avril" (Ikan April), yang melambangkan muda, namun mudah dalam menangkap ikan. Sindiran bagi orang yang mudah tertipu.

Kemudian, sejarawan juga mengaitkan April Mop dengan Festival Kuno Hilaria, yaitu festival yang dirayakan oleh Bangsa Roma tiap akhir Maret dan melibatkan beberapa orang yang menyamar dengan bersolek.

Penulis: Edhie Prayitno Ige
Cerpenis-Novelis-Jurnalis
Tinggal di Semarang Jawa Tengah
Twitter : @edhiepra1

 **Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya