Pengakuan Eks Istri 'Khalifah' ISIS: Aku Ingin Tinggal di Eropa

Saja al-Dulaimi menikahi Abu Bakr al-Baghdadi pada tahun 2008 lalu. Namun, perempuan itu kemudian memilih kabur.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 01 Apr 2016, 11:36 WIB
Tanda tanya besar pun terbesit kala kabar pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi termasuk di dalam daftar orang paling berpengaruh di dunia.

Liputan6.com, Stockholm - Perempuan ini pernah menikahi orang paling dicari di dunia, pemimpin organisasi teror yang saat ini paling meresahkan penduduk Bumi: ISIS.  

Kepada Expressen TV Swedia, Saja al-Dulaimi mengungkapkan kisah hidupnya, menjadi istri Abu Bakr al-Baghdadi dan kekhawatirannya soal nasib putrinya.

Expressen TV berbincang dengan Dulaimi di sebuah lokasi rahasia dekat perbatasan Lebanon dan Suriah.

Perempuan 28 tahun itu lahir di Irak, di tengah keluarga kelas menengah yang konservatif. Duaimi mengaku, saat menikahi Baghdadi pada 2008, pria tersebut belum lagi menjadi teroris 'haus darah'.


"Aku menikahi seorang pria normal, seorang dosen universitas," kata dia, seperti dikutip dari CNN, Jumat (1/4/2016).

Dulaimi mengatakan, Baghdadi adalah tipe pria yang sayang keluarga. Meski, perempuan itu mengakui ia bukan satu-satunya istri sang 'khalifah' ISIS pada saat itu.

Dulaimi harus berbagi suami dengan istri lainnya. "Ia pergi bekerja dan kembali ke rumah untuk berkumpul bersama keluarga."

Di mata Dulaimi, Baghdadi adalah sosok ayah ideal. "Ia seorang guru, ia tahu bagaimana menghadapi anak-anak, lebih baik daripada ibu mereka," kata dia.

Namun, meski berstatus suami-istri, Dulaimi mengaku jarang berbincang-bincang dengan suaminya, seperti halnya pasangan lain. Alasannya, "ia punya kepribadian yang misterius," kata perempuan itu.

Apalagi, ia menambahkan, tak mudah baginya menjadi istri kedua. "Sulit bagi dua istri untuk tinggal seatap," kata dia.

Maka pernikahannya dengan Baghdadi pun berakhir 7 tahun lalu.


Aku Tak Bahagia...

Dulaimi lari dari Baghdadi setelah ia hamil. Ia tak menjelaskan alasan pastinya, hanya mengatakan, "Aku tak bahagia."

Kepada Expressen TV, perempuan itu mengaku tak mencintai suaminya. "Fakta bahwa aku akhirnya lari menjadi bukti."

Beberapa kali, Baghdadi mencoba membuat Dulaimi kembali ke sisinya. Namun, gagal. Pasangan tersebut kali terakhir bicara pada 2009 lalu.

Awalnya Dulaimi tak mengaku bahwa ia telah melahirkan seorang anak perempuan buah pernikahan mereka. Namun, Baghdadi akhirnya mengetahuinya.

"Ia mengatakan akan mengambil anakku ketika aku menikah lagi," kata Dulaimi.

Kini, perempuan itu mengkhawatirkan nasib putrinya -- yang lekat dengan stigma sebagai anak gembong teroris. "Seakan-akan semua bencana yang menimpa dunia dibebankan di pundaknya yang kecil," kata dia.

"Meski ibunya menikah dengan Abu Bakr al-Baghdadi, seorang teroris...apakah ada kesalahan yang dilakukan anak itu?"

Dulaimi berharap ia dan putrinya bisa tinggal di Eropa, di mana gadis cilik itu bisa menempuh pendidikan, dan memiliki kehidupan yang lebih baik dan aman.

"Saya ingin tinggal di negara Eropa, bukan Arab,"kata dia. "Aku ingin anak-anakku hidup dengan baik dan mendapatkan pendidikan."

Aku Bukan Teroris

Dulaimi mengaku sedih karena tak bisa lepas dari bayang-bayang Baghdadi. Meski ia kini hanya jadi mantan istri.

"Aku dicap sebagai teroris, padahal aku sama sekali tak melakukannya," kata dia.

Perempuan bercadar itu berpendapat, Eropa seharusnya menerimanya, tanpa embel-embel hubungan masa lalunya dengan Baghdadi.

"Di mana letak kesalahanku? Apakah karena aku pernah menikahinya pada 2008? Kami telah bercerai sekarang. Akulah yang telah meninggalkannya, bukan sebaliknya," kata dia.

Dulaimi mengaku mengalami penderitaan selama dipenjara. Ia ditahan di Lebanon pada Desember 2014 saat mencoba memasuki negara itu dari Suriah. Kini, ia hanya ingin melanjutkan kehidupan yang lebih baik.

"Jika aku ingin tinggal dengannya (Baghdadi), niscaya kehidupanku bak seorang putri," kata dia. Aku bisa saja bergabung dengan mereka (ISIS) dan punya banyak uang. Tapi bukan uang yang kubutuhkan," kata dia.

Dulaimi menginginkan hal lain. "Aku ingin hidup bebas, seperti halnya orang lain."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya