Sebut Flyover Runtuh India 'Kehendak Dewa', Kontraktor Dikecam

Jalan layang di area Girish Park tiba-tiba ambrol dan menjatuhi jalanan pada Kamis 31 Maret 2016.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 01 Apr 2016, 12:54 WIB
Penampakan flyover India yang runtuh pada Kamis 31 Maret 2016 malam waktu setempat. (Reuters)

Liputan6.com, New Delhi - Pada Jumat dini hari, ratusan petugas menyisir puing-puing jalan layang yang ambruk di Kolkata, India, mencari korban selamat yang mungkin  terjebak di antara pecahan beton.

Pihak berwenang mengatakan, setidaknya 22 orang meninggal dunia setelah bagian jalan bebas hambatan di area Girish Park tiba-tiba ambrol dan menjatuhi jalanan pada Kamis 31 Maret 2016.

Puing-puing bagian Vivekananda Overpass yang kolaps sepanjang sekitar 100 meter mengubur kendaraan-kendaraan yang bergerak, juga para pejalan kaki yang melintas di kawasan yang ramai di utara pusat kota.

Pascainsiden, kepulan debu membumbung di udara. Orang-orang yang panik berusaha menggali puing-puing, menggunakan sekop dan bahkan dengan tangan telanjang.


Baru kemudian petugas penyelamat dari angkatan darat tiba di lokasi kejadian. Evakuasi dilakukan hingga  tengah malam. Cahaya terang menyinari peralatan berat yang mengangkat beton raksasa yang jatuh ke jalanan.

Tak ada yang bisa memastikan sampai berapa lama upaya penyelamatan akan dilakukan, atau berapa persisnya jumlah korban yang tewas dalam tragedi tersebut.

"Kami tak bisa memprediksi berapa orang yang masih tertimbun puing-puing," kata Mayor Jenderal Anurag Gupta dari Badan Penanganan Bencana India atau India's National Disaster Management Authority, seperti dikutip dari CNN, Jumat (1/1/2016).

Setidaknya, dia menambahkan, ada 75 orang yang cedera akibat bencana tersebut.

Sejumlah orang masih dinyatakan hilang. Salah satunya, Shabana Farooqui. Perempuan 35 tahun itu sedang dalam perjalanan menjemput dua anaknya ketika jalan layang tersebut ambruk.

Keluarganya telah mencari di rumah sakit dan kamar jenazah, namun apakah ia dalam kondisi hidup atau meninggal dunia, tak diketahui.

Video dari lokasi kejadian juga menunjukkan kerumunan manusia di Girish Park, mereka panik mencari anggota keluarganya dan mencoba membantu menyingkirkan puing-puing yang diduga masih menjebak sejumlah orang di bawahnya. Selang air disemprotkan ke lokasi, untuk meredakan kepulan debu yang hebat.

Pihak berwenang telah mengevakuasi penghuni sejumlah gedung apartemen, khawatir terjadi kerusakan struktur pasca-ambruknya jalan layang.

Petugas juga mengkhawatirkan bagian lain jalan layang sepanjang 2 km mungkin berpotensi ambruk.

Bukan Kali Pertama

Jalan layang sepanjang 2 km telah diperbaiki sejak 2009 lalu dan melewati batas waktu penyelesaian.

Penyebab runtuhnya jalan layang belum diketahui, tetapi masalah keselamatan seperti kurangnya pengawasan dan penggunaan material di bawah standar dalam proyek konstruksi di India banyak terjadi.

Seorang eksekutif perusahaan yang bertanggung jawab dalam proyek konstruksi itu, IVRCL, bersikukuh tragedi itu bukan salah pihaknya.

"Itu adalah kehendak Dewa," kata K Panduranga Rao. "Sudah 27 tahun kami mengerjakan konstruksi sejumlah jembatan...itu tak pernah terjadi."

Namun, catatan menunjukkan, jalan layang pernah rubuh di Kolkata pada Maret 2013. Akibatnya, sebuah truk jatuh ke kanal, untungnya orang-orang di dalamnya bisa diselamatkan. Belum jelas perusahaan mana yang bertanggung jawab kala itu.

Komentar pihak eksekutif perusahaan mengundang kritik keras di media sosial. Sejumlah pengguna internet atau netizen berpendapat, para insinyur dan petinggi perusahaan harus dihukum.

Dalam situs perusahaan, IVRCL mengatakan, jalan layang dibangun untuk Kolkata Metropolitan Development Authority.

Disebutkan pula, Vivekananda Overpass adalah struktur baja komposit yang dibangun di wilayah yang padat penduduk, dengan gang sempit, dan toko-toko yang berdesakan dengan rumah-rumah, sehingga sulit untuk mendatangkan alat berat.

India telah mengalami insiden ambruknya jalan layang beberapa tahun sebelumnya.

Di Bhagalpur, pada 2006, puing jalan layang menjatuhi sebuah kereta ekspres dan menewaskan 37 penumpang.

Sementara pada 2009, perancah di sebuah jembatan yang sedang dibangun ambruk di Kota, menewaskan 30 pekerja.

Pada tahun 2014, 3 pekerja tewas ketika sebagian dari jalan layang yang sedang dalam pembangunan runtuh di area Parle Point di Surat, India.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya