Liputan6.com, Karawang - Memiliki masa kecil yang pahit dan penuh kesulitan membawa seorang guru matematika di Karawang pada kesuksesan. Sejak menjadi anak yatim di bangku SD. Mukhlis harus berjuang menjadi pemulung, penarik becak, bahkan tukang bangunan demi biaya pendidikannya.
Manfaat mengenyam pendidikan sudah dirasakan betul oleh pria kelahiran Padang 45 tahun lalu ini. Sepeninggal ayahnya, sejak SD Mukhlis berjuang menghidupi dirinya yang 8 bersaudara dengan bekerja serabutan di kota Padang, Medan, dan Palangkaraya.
Baca Juga
Advertisement
Doa Mukhlis terjawab, ia pun memantapkan hati memilih jurusan matematika di Universitas Palangkaraya, Kalimantan Tengah, dengan modal koin recehan yang ia kumpulkan selama 3 tahun di SMA.
Setelah menikah dan hijrah ke Karawang, Mukhlis punya jalan keluar dari himpitan ekonomi yang ia rasakan. Berkat kegigihannya, kini pak guru Mukhlis memiliki beragam usaha. Prinsip berbagi selalu ia terapkan di setiap kesempatan.
Saksikan kisah Mukhlis selengkapnya dalam Pantang Menyerah yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (1/4/2016), di bawah ini