Liputan6.com, Antofagasta - Beberapa astronom berhasil mengambil gambar sebuah planet yang sedang berada pada tahap awal pembentukan. Mereka berkata planet tersebut mirip dengan Bumi.
Planet yang dijuluki Earth 2.0 itu terlihat dalam sebuah gambar yang menunjukkan sekumpulan debu nan padat, mengorbit di sekitar bintang muda.
Seperti yang dilansir dari Daily Mail, Jumat (1/2/2016), foto menakjubkan itu menunjukkan bintang berusia 10 juta tahun bernama TW Hydrae yang terletak cukup dekat dengan Bumi, yaitu dengan jarak 175 cahaya.
Para peneliti percaya bahwa dengan mempelajari sistem bintang baru seperti TW Hydrae, dapat mengungkap banyak hal tentang tata surya kita pada dulunya.
Baca Juga
Advertisement
Foto yang diambil dengan menggunakan teleskop Atacama Large Millimeter Array (ALMA) itu, diyakini oleh para peneliti mirip dengan sistem tata surya pada 4,5 miliar tahun lalu.
"Penelitian sebelumnya yang menggunakan teleskop optik dan radio, telah mengonfirmasi bahwa di TW Hydrae terdapat bentuk cakram dengan ciri-ciri yang diduga kuat terdapat planet mulai menyatu," ujar Sean Andrews dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.
Ia juga menambahkan, "Gambar baru yang dihasilkan ALMA menunjukkan cakram dengan detail yang belum pernah terlihat sebelumnya, yaitu dengan menunjukkan sebuah seri dari konsentris cincin berdebu terang dengan jarak yang gelap, termasuk ciri-ciri menarik yang mengindikasikan bahwa sebuah planet dengan orbit seperti Bumi terbentuk di sana."
Peneliti lain berkata bahwa jarak yang terdapat di gambar tersebut berlokasi sekitar 1,8 dan 3,7 juta mil atau 2,9 dan 5,9 juta kilometer dari bintang pusat. Hal tersebut mirip dengan jarak rata-rata dari Matahari ke Uranus dan Pluto dalam sistem tata surya kita.
Kemungkinan mereka sebagai hasil dari partikel yang bergabung membentuk planet, dengan menyapu orbitnya dari debu dan gas serta menggiring bahan yang tersisa menjadi suatu ikatan yang jelas.
Untuk penyelidikan TW Hydrea yang baru, para astronom menggambarkan emisi radio samar dengan ukuran seperti butiran debu dalam skala milimeter di cakram. Hal tersebut dapat mengungkapkan urutan detail jarak antara Matahari ke Bumi.
Observasi rinci tersebut dapat terwujud dengan teleskop ALMA yang beresolusi tinggi, dengan konfigurasi long baseline.
"TW Hydrae sangat spesial. Bintang itu merupakan cakram protoplanet -- cakram yang terbentuk di sekitar bintang muda -- terdekat dari Bumi dan kemungkinan paling mirip dengan Sistem Tata Surya ketika berumur 10 juta tahun," ujar David Wilner.
Sebelumnya ALMA mengobservasi untuk sistem lain bernama HL Tauri. Dalam penyelidikan tersebut menunjukkan cakram protoplanet yang lebih muda, berumur tak lebih dari 1 juta tahun, dan menunjukkan ciri khas pembentukan planet.
Dengan mempelajari cakram TW Hydare yang lebih tua, para astronom berharap dapat memahami evolusi Bumi serta kemungkinan yang terjadi pada sistem yang serupa di Bima Sakti.