Liputan6.com, Jakarta Menurut data yang dipaparkan oleh World Health Organization (WHO), tingkat depresi di India melonjak hingga 36 persen dan merupakan angka depresi tertinggi di dunia.
Baca Juga
Advertisement
Melansir laman India Times, Jumat (01/4/2016) WHO menggambarkan bahwa penyebab utama dari depresi yang terjadi di India berasal dari orang difabel yang berawal sejak tahun 2002.
The Orthopaedic Institute Health (TOI Health) melakukan survei kepada 910 orang partisipan. Partisipan diberikan pertanyaan perihal diagnosis depresi, 50 persen mengungkapkan diri mereka depresi dan 50 persennya mengungkapkan ketidaknyamanan mereka dengan kerabat, keluarga, atau tetangga yang mengalami depresi.
Anna Chandy, seorang ketua dewan pembina dari The Live Love Laugh Foundation menjelaskan, ada dua tantangan terbesar dalam mengobati depresi yaitu stigma sosial dan kurangnya kesadaran juga pengetahuan tentang depresi.
"Untuk mengobati depresi kita perlu memberdayakan masyarakat akan kesadaran yang lebih besar lagi mengenai kesehatan mental, menempatkan diri atau struktur sosial yang tepat untuk memeranginya. Meningkatkan kesadaran akan depresi pun membantu dalam pengurangan stigma sosial yang terjadi," ungkapnya.
Sebagian besar orang tidak mengerti bagaimana depresi sebenarnya terjadi. Depresi kadang tak nampak namun dapat dirasakan dan sebaliknya, banyak orang yang menderita depresi dengan tanda yang beragam. Tanda seseorang depresi dapat bervariasi, dan berikut petanda awal yang sering kali diabaikan:
• Gejala fisik seperti kelelahan, penurunan energi dan nyeri tubuh
• Gangguan tidur
• Iritabilitas
• Perubahan nafsu makan
• Kehilangan kepercayaan
• Kurang konsentrasi
• Kesulitan untuk mengambil keputusan
• Menarik diri dari lingkungan sosial
• Perilaku memberontak
• Kesulitan untuk merasakan kesenangan dan cenderung selalu sedih