Liputan6.com, Jakarta Arsitek ternama dunia Zaha Hadid baru saja menutup usia. Ia dikabarkan meninggal karena serangan jantung, Jumat (1/4/2016). Meski ia telah meninggalkan dunia, namun karyanya akan selalu dikenang. Prestasi dan pencapaiannya semasa hidup juga terbilang banyak. Terakhir sebelum meninggal ia berhasil menjadi wanita pertama yang memenangkan piala emas di Royal Institute of British Architects (RIBA) penghargaan arsitektur paling bergengsi di Inggris, pada Februari 2016.
Baca Juga
Advertisement
Tokoh wanita inspiratif ini mengungkapkan bahwa menjadi wanita tidak menutup kemungkinan untuk sukses berkarya. Seperti yang diungkapkannya saat menerima penghargaan RIBA, bahwa dengan proses dan kerja keras wanita bisa menyamakan kedudukan mereka, terlebih di bidang arsitektur yang terbilang jarang.
"Kita tahu bahwa banyak wanita yang mulai memasuki bidang arsitektur saat ini. Bukan berarti ini mudah, namun dibutuhkan proses yang berarti," ungkapnya seperti yang dilansir dari situs BBC, Jumat (1/4/2016).
Zaha juga telah menciptakan beberapa karyanya yang menjadi landmark dan dikenal dunia seperti Serpentine Sackler Gallery di London, Museum Riverside dan Guanzhou Opera House di China.
Zaha lahir di Baghdad, ia mengawali kariernya dengan belajar matematika di Amerika University of Beirut. Zaha menyadari minatnya pada dunia arsitektur dengan mulai merancang sebuah bangunan di kampusnya. Pada tahun 1979, Zaha akhirnya memutuskan untuk mendirikan perusahaan sendiri dengan nama Zaha Hadid Architects.
Proyek pertama yang dibangun wanita 65 tahun ini yaitu stasiun kereta api Vitra di Weil am Rhein, Jerman. Sedangkan salah satu karyanya yang paling fenomenal adalah London Aquatics Centre di Stratford, yang didesain membentuk gelombang air. Pusat olahraga ini didesain indah dan modern oleh Zaha. Gelanggang olahraga yang memiliki dua kolam renang seluas 50 meter persegi dan kolam untuk menyelam ini, sempat digunakan untuk Olimpiade dunia. Pada tahun 2014, akhirnya London Aquatics Stratford dibuka untuk umum.
Karya dengan arsitektur menawan dari Zaha ini membuat kenangan yang membekas di hati seluruh warga London. Tak terkecuali Boris Johnson, Walikota London, ia menuliskan kesedihannya setelah kehilangan Zaha.
"Jadi sedih mendengan kabar meninggalnya Zaha hadid. Inspirasi dan warisannya tentu akan selalu hidup dalam bangungan paling indah di Stratford dan seluruh dunia juga," tulisnya.
Selain itu, Zaha juga menjadi salah satu perancang stadion yang megah dan menjadi pusat perhatian di Piala Dunia Qatar 2022. Rancangannya tersebar di seluruh dunia, dan memiliki garis desain yang unik dan mudah diingat. Hal inilah mengapa kebanyakan gedung rancangannya kerap menjadi landmark di kota tersebut.
Presiden RIBA, Jane Duncan pun mengungkapkan kesedihannya atas meninggalnya Zaha, baginya Zaha merupakan sosok inspiratif untuk menciptakan mimpi-mimpinya dalam sebuah desain bangunan.
"Sangat inspiratif. Dia memberikan seluruh waktunya untuk desain arsitektur. Kabar ini merupakan kabar buruk bagi semua orang. Dunia arsitektur telah kehilangan bintangnya hari ini," ungkapnya.
Meski Zaha telah meninggalkan dunia ini, namun karyanya akan selalu dikenang masyarakat lewat kemegahan dan keanggunan gedung hasil rancangannya. Selamat jalan Zaha Hadid.