Muhammadiyah: Hubungan Diplomatik dengan Israel Tidak Perlu

Sikap Israel sendiri dinilai Haedar Nashir tidak menunjukkan niat baik untuk memberikan kemerdekaan bagi Palestina.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 01 Apr 2016, 23:47 WIB
Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nashir. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir memberi peringatan agar Indonesia tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Menurut dia, hubungan diplomatik dengan negara Yahudi itu tak diperlukan.

"Kita memandang tidak perlu ada pembukaan hubungan diplomatik," kata Haedar di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (1/4/2016).

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI), Haedar juga menilai Indonesia sudah memiliki garis untuk tidak membuka hubungan itu.

Selain itu, sikap Israel sendiri dinilainya tidak menunjukkan niat baik untuk memberikan kemerdekaan bagi Palestina. Padahal, kemerdekaan negara itu sudah diperjuangkan Indonesia sejak lama.

"Banyak hal yang menjadi pertimbangan. Pertama, kita belum melihat tanda-tanda di mana Palestina memperoleh ruang untuk menjadi negara Palestina. Kemudian tanah-tanah-tanah, belum ada tanda-tanda untuk dikembalikan. Belum ada tanda prinsip itu," tandas Haedar.

 

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menyampaikan keinginan membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia. Namun, niat itu tidak disambut baik oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj.

Menurut dia, Indonesia harus menolak niat tersebut karena Israel masih menjajah Palestina.

"Selama Israel masih menggusur desa-desa di Palestina, rumah-rumah warga Palestina, kita belum menyetujui adanya hubungan bilateral," kata Said Aqil di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis kemarin.

Said Aqil juga menuturkan bila Israel bersungguh-sungguh, maka sejak dini perlu melakukan pendekatan lobi-lobi informal dengan pemerintah Indonesia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya