Ahli Toksikologi Teliti Pengaruh Zat Kimia pada Autisme

Beberapa zat kimia menyebabkan kegiatan gen hingga “naik” atau “turun” tanpa mengubah atau melakukan mutasi gen itu sendiri.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 03 Apr 2016, 08:00 WIB
Ilustrasi anak dengan diagnosa autisme. (Sumber circleofdocs.com)

Liputan6.com, San Francisco - Epigenetik sepertinya menjadi kata yang terkenal tahun ini dalam ilmu pengetahuan dan kedokteran. Sejumlah ahli toksikologi meneliti dampak buruk zat-zat yang ada di lingkungan.

Dalam suatu pertemuan tahunan ahli toksikologi di San Francisco baru-baru ini, para peneliti tersebut di atas tertarik dengan temuan baru tentang epigenetik yang disebabkan oleh obat-obatan. Sejumlah obat-obatan ditengarai memilik efek samping, termasuk perubahan fungsi gen.

Dikutip dari Autism Speaks pada Minggu (3/4/2016), selama puluhan tahun para peneliti mempelajari bagaimana sejumlah zat kimia tertentu menyebabkan mutasi genetik yang dapat menyebabkan penyakit semisal kanker.

Kenyataannya, epigenetik melibatkan interaksi yang lebih kasat mata antara paparan pada lingkungan hidup dan gen-gen kita. Beberapa zat kimia menyebabkan kegiatan gen hingga “naik” atau “turun” tanpa mengubah atau melakukan mutasi gen itu sendiri.

Dalam perhelatan tahunan itu, mulai dipikirkan peran epigenetik dalam masalah perkembangan. Bisa dibilang, ada keserupaan antara autisme dan kanker payudara.

Seperti autisme, kanker payudara terjadi menurut cara yang kompleks dan beragam menurut usia saat serangan dan jenis tumornya. Sebagaimana halnya autisme, risiko kanker payudara juiga dipengaruhi oleh sejumlah gen dan paparan lingkungan yang berbeda, misalnya kadar hormon, proses menyusui, dan konsumsi alkohol.

Para peneliti kanker payudara bahkan mengamati subjenis kankernya dan menentukan paparan dan faktor risiko apa yang berdampak kepada subjenisnya. Misalnya, para peneliti telah lema menduga bahwa proses menyusui melindungi dari segala jenis kanker payudara. Bukti baru menengarai bahwa menyusui hanya melindungi dari sebagian jenis kanker saja.

Para peneliti juga mengamati jeda kritis, misalnya pada perkembangan sebelum kelahiran, ketika paparan pada zat kimia atau pun hormon dapat mengarah kepada kanker atau persoalan perkembangan di kemudian hari.

Inilah sejumlah hal yang perlu dijelajahi dalam penelitian autisme. Kita perlu lebih mengerti subjenis autisme, paparan apa yang berdampak pada subjenis tertentu, dan masa waktu kerentanan.

Secara khusus, penting untuk mengetahui masa waktu ketika paparannya mungkin memiliki dampak paling kuat. Kita, misalnya, mengetahui bahwa trimester kedua kehamilan merupakan masa pertumbuhan cepat pada otak. Bukti yang ada semakin memperkuat bahwa inilah masa waktu paparan yang kritis bagi autisme.

Secara kelompok, para ahli toksikologi sangat terlibat dan tertarik menghadapi tantangan penelitian di depan. Lebih dari sekedar bahasan akademik, mereka membahas pentingnya epigenetik dalam pegujian keselamatan obat di masa depan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya