Liputan6.com, Jambi - Jalur pendakian Gunung Kerinci di Kabupaten Kerinci, Jambi ditutup sejak sepekan lalu. Penutupan ini akibat meningkatnya aktivitas gunung berapi tersebut.
"Iya jalur pendakian ditutup total, dan penutupan atas rekomendasi pihak berwenang yakni Pos Pemantauan Gunung Api Kerinci," kata Petugas Pos Pendakian Resort 10, Andi, seperti dikutip dari Antara, Minggu (3/4/2016).
Dia mengatakan, sejak sepekan lalu aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 3.805 meter dari permukaan laut itu mengeluarkan semburan debu panas dari kawah aktif.
Baca Juga
Advertisement
Karena itu Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) wilayah seksi I menutup jalur pendakian gunung tertingi di Sumatera tersebut sampai batas waktu yang belum ditentukan.
"Belum bisa ditentukan kapan dibuka kembali, tergantung setelah ada rekomendasi dari pihak terkait jika sudah dinyatakan aman," tutur Andi.
Waspada
Bagi wisatawan dan pendaki dari luar daerah yang sudah terlanjur datang untuk melakukan pendakian akan dialihkan ke Danau Gunung Tujuh yang memiliki ketinggian 1.996 MDPL dan juga dialihkan ke Danau Kaco.
"Untuk mengurangi rasa kecewa pendaki yang sudah datang jauh-jauh, mereka dialihkan ke Danau Gunung Tujuh yang tidak kalah indahnya," tutur Andi.
Sementara itu, Ketua Pos Pemantauan Gunung Kerinci, Indra mengatakan, gunung tersebut saat ini berada dalam status waspada level II.
Dia mengungkapkan, aktivitas Gunung Kerinci meningkat dengan mengeluarkan asap tebal hingga ketinggian 800 meter dari lubang kawah aktif yang cenderung mengarah ke arah barat dan timur.
"Asap yang bercampur dengan abu keluar dari kawah tercacat 150 kali per hari, sementara untuk aktivitas gempa vulkanik belum tercatat," jelas Indra.
Dia mengatakan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) setempat telah mengeluarkan surat peringatan bagi masyarakat di sekitar Gunung Kerinci, pendaki, dan wisatawan untuk tidak mendekati gunung dalam radius tiga kilometer dari bibir kawah.
"Sudah ada rekomendasi yang dikeluarkan untuk mengurangi risiko yang terjadi, karena sewaktu-waktu bisa terjadi letusan yang dapat membahayakan," tandas Indra.