Liputan6.com, Cirebon: Bukit Plangon di Cirebon, Jawa Barat, dinilai cukup berpotensi dijadikan obyek pariwisata. Selain alam yang masih tampak perawan, kawasan itu juga dihuni ratusan kera jinak yang akrab dengan manusia. Konon, ratusan kera itu sudah hidup dan berkembang biak di kawasan yang berada di lintasan Jalan Raya Cirebon, Sumber, dan Kuningan tersebut sejak ratusan tahun silam. Demikian hasil pantauan SCTV di Cirebon, baru-baru ini.
Kawanan kera yang mendiami areal seluas 60 hektare itu terbagi dalam empat kelompok dan menduduki wilayah saling berbeda. Setiap kelompok dipimpin seekor kera besar. Uniknya, antara kelompok satu dan yang lainnya tak pernah saling bermusuhan. Mereka tampak saling menghormati. Menurut keyakinan penduduk setempat, ratusan kera itu adalah abdi setia yang bertugas menjaga makam Pangeran Kejaksan dan Panjun -terletak di atas bukit. Sebab itu, masyarakat setempat tak ada yang berani menangkap atau mengganggu seekor kera pun dari tempat yang kerap dikunjungi orang setiap Jumat Kliwon dan Lebaran tersebut. Warga takut tulah.
Tapi, untuk menjadikan kawasan itu sebagai obyek wisata, Pemerintah Kabupaten Cirebon membutuhkan koordinasi lintas sektoral. Sebab, status areal hutan adalah milik Keraton Kanoman. Selain itu, pengolahan hutan juga membutuhkan biaya cukup besar. Kendala itulah yang menyebabkan pengelolaan hutan belum optimal. Saat ini, pemkab setempat baru baru bisa sebatas menjaga kelestarian kera dan hutan. Selebihnya, Pemkab Cirebon belum bisa berbuat banyak.(ICH/Ridwan Pamungkas)
Kawanan kera yang mendiami areal seluas 60 hektare itu terbagi dalam empat kelompok dan menduduki wilayah saling berbeda. Setiap kelompok dipimpin seekor kera besar. Uniknya, antara kelompok satu dan yang lainnya tak pernah saling bermusuhan. Mereka tampak saling menghormati. Menurut keyakinan penduduk setempat, ratusan kera itu adalah abdi setia yang bertugas menjaga makam Pangeran Kejaksan dan Panjun -terletak di atas bukit. Sebab itu, masyarakat setempat tak ada yang berani menangkap atau mengganggu seekor kera pun dari tempat yang kerap dikunjungi orang setiap Jumat Kliwon dan Lebaran tersebut. Warga takut tulah.
Tapi, untuk menjadikan kawasan itu sebagai obyek wisata, Pemerintah Kabupaten Cirebon membutuhkan koordinasi lintas sektoral. Sebab, status areal hutan adalah milik Keraton Kanoman. Selain itu, pengolahan hutan juga membutuhkan biaya cukup besar. Kendala itulah yang menyebabkan pengelolaan hutan belum optimal. Saat ini, pemkab setempat baru baru bisa sebatas menjaga kelestarian kera dan hutan. Selebihnya, Pemkab Cirebon belum bisa berbuat banyak.(ICH/Ridwan Pamungkas)
