Liputan6.com, Palmyra - Tim insinyur dan kelompok-kelompok pertahanan Suriah menemukan sebuah kuburan massal, di lingkungan kota kuno yang baru direbut dari ISIS, Palmyra. Informasi tersebut dilaporkan oleh kantor berita negara Suriah pada Jumat 1 April.
"Sekitar 40 jasad, 23 dari mereka perempuan dan anak-anak, ditemukan di kuburan massal itu," kata kantor berita SANA seperti dikutip dari Fox News, Senin (4/4/2016).
Baca Juga
Advertisement
Media tersebut juga memberitakan bahwa kuburan massal itu adalah korban ISIS, karena beberapa jasad bagian kepalanya dipenggal dan memiliki tanda-tanda penyiksaan.
Tentara ahli Suriah melaporkan mereka meledakkan ratusan ranjau yang ditanam oleh ISIS, setelah memaksa militan keluar dari Palmyra pada Minggu 27 Maret lalu.
Kini wartawan sudah bisa melakukan tur di situs arkeologi berharga, yang menarik puluhan ribu wisatawan setiap tahun sebelum ISIS merebut kota dan menghancurkan sebagian besar artefak.
Meski beberapa bagian dari situs kuno termasuk tiang-tiang besar era Romawi dan amfiteater tak tersentuh, kerusakan tetap banyak terlihat.
Arch of Triumph -- bangunan bersejarah era kaisar Romawi Septimius Severus antara 193 Masehi dan 211 Masehi, kini sudah menjadi tumpukan batu.
Kuil Baalshamin dan bagian dari Temple of Bel, salah satu situs era-Romawi terbaik juga hancur.
Kota Hantu
Kota ini benar-benar kosong pada Jumat 1 April, kecuali prajurit Suriah yang bekerja mencari ranjau dan wartawan yang berkunjung. Kota itu benar-benar sepi, penduduk yang tersisa melarikan diri akibat pertempuran antara tentara Suriah dan ISIS yang makin gencar pada Maret lalu.
Jejak pertempuran dahsyat antara ISIS dan tentara Suriah terlihat jelas di Palmyra. Puing mobil yang dibakar terparkir di sisi jalan, kabel listrik bertebaran di jalan-jalan, dan tangki air kosong tersebar di berbagai penjuru -- digunakan sebagai barikade.
Di pintu masuk -- berupa dinding batu -- ke amfiteater Romawi, di mana anak-anak ISIS difilmkan menembak tentara tawanan Suriah di kepala, terlihat grafiti hitam.
Ada tulisan dalam bahasa Arab yang berarti Lasting and Expanding beserta logo ISIS.
Seorang petugas Suriah mengatakan kepada wartawan bahwa lebih dari 3.000 ranjau sejauh ini telah dibongkar. "Mereka meletakkan bahan peledak di berbagai tempat. Termasuk pohon, pintu, hewan," kata dia.
Tim dari Rusia dilaporkan tiba di Suriah untuk membantu para tentara di sana membersihkan ranjau di sekitar kota itu.
Palmyra terletak sekitar 155 mil sebelah timur dari Damaskus, ibukota Suriah. Pasukan pemerintah, yang didukung oleh milisi sekutu dan serangan udara Rusia merebut kembali kota itu pada Minggu 27 Maret dari ekstremis ISIS -- yang menguasainya selama 10 bulan.
ISIS merebut Palmyra pada Mei 2015. Tak lama kemudian mereka membunuh arkeolog merawat kota kuno itu selama 40 tahun.