Citizen6, Jakarta - Kenyataan pahit mesti diterima korban bencana gempa di Nepal. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Beberapa orang anak laki-laki dan perempuan berusia belasan, diduga dijual ke Inggris oleh pedagang pasar gelap untuk dipekerjakan sebagai budak atau pembantu rumah tangga.
Baca Juga
Advertisement
Investigasi yang dilakukan oleh The Sun ini menemukan, mereka dijual seharga 5 ribu poundsterling atau 90 juta rupiah per kepala. Menurut penyelidikan tersebut, anak-anak Nepal yang sudah tidak mempunyai keluarga dijual ke keluarga kaya Inggris sebagai pembantu rumah tangga yang tak dibayar.
Menteri Dalam Negeri Inggris, Theresa May mengatakan perdagangan anak adalah kejahatan yang benar-benar menjijikkan dan mendesak National Crime Agency untuk menyelidiki temuan itu. Ia mengatakan kepada The Sun: "Tidak ada anak, di mana saja di dunia ini, yang boleh diambil dari rumah mereka dan dipaksa bekerja sebagai budak."
"Kami mendorong media untuk berbagi temuan tersebut sehingga dapat diambil tindakan yang tepat terhadap penjahat keji yang mengambil untung dari perdagangan ini," tambah dia.
Seorang pedagang bernama Makkhan Singh diyakini telah mengumpulkan anak-anak untuk kemudian membawa mereka kabur ke Inggris. Dengan dalih anak-anak tersebut dapat melakukan semua pekerjaan rumah tangga dan koki yang handal, anak-anak itu diambil dari Nepal dan dijual ke Inggris.
Gempa berkekuatan 7,8 SR melanda Nepal pada April tahun lalu. Hampir 9.000 orang tewas dan jutaan orang butuh bantuan. Diperkirakan, jutaan orang di seluruh dunia menjadi korban perbudakan modern, diperdagangkan melintasi perbatasan, dan dipaksa bekerja dalam perbudakan.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6