Liputan6.com, Jakarta Pemerintah mewacanakan pembentukan pusat berikat logistik (PBL) sebagai tempat penimbunan minyak mentah (crude) dan bahan bakar minyak (BBM). Keberadaan PBL ini diyakini akan menghemat biaya logistik BBM di Indonesia.
Direktut Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Heru Pambudi mengatakan, ada dua hal penting yang bisa didapat dari keberadaan PBL BBM di Indonesia. Selain soal efisiensi logistik, PBL ini juga akan menjamin ketersediaan BBM di dalam negeri.
"Satu, tujuannya supaya ketersediaan minyak bisa kita jamin karena ada di Indonesia. Kedua, tentunya biaya logistik lebih murah karena kita nggak ambil sedikit. Kita ambil variabel besar dan itu nanti akan ada investor yang akan berminat ke sana," ujarnya di Jakarta, Senin (4/4/2016).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengatakan, PBL ini diperkirakan akan menghemat biaya logistik BBM hingga Rp 7,2 triliun. PBL BBM ini nantinya akan diperuntukkan untuk keperluan industri. Namun tidak menutup kemungkinan juga diperuntukkan untuk BBM konsumsi masyarakat.
"Kalau migas secara keseluruhan itu tadi Rp 7,2 triliun. Itu kan kita akan dorong pakai floating liquid petroleum (FLD). Itu Ya, bisa dua-duanya (industri dan konsumsi)," kata dia.
Untuk lokasi PLB, kata Heru, nantinya akan dilihat mana daerah yang paling banyak membutuhkan BBM baik untuk industri maupun konsumsi masyarakat. PLB ini nantinya tidak dibangun di satu tempat saja, melainkan beberapa tempat.
"Kalau BBM itu tergantung pada kebutuhan nasional, mana yang konsentrasinya paling besar, proporsional saja. Kita nggak satu tempat, nanti sesuai kebutuhannya. Kan nggak mungkin di satu tempat, bisa jadi di beberapa sentra-sentra," tandasnya. (Dny/Zul)