Studi: Bisnis Start-Up Ancam Karyawan Bank

Pekerjaan akan beralih ke start-up karena tujuannya yang berkonsentrasi pada banyak bagian dari industri keuangan.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Apr 2016, 20:00 WIB
Startups (landt.co)

Liputan6.com, Jakarta - Sekitar 30 persen karyawan dari industri perbankan terancam kehilangan pekerjaan mereka. Citigroup memperkirakan perkembangan teknologi baru akan memegang sebagian besar kegiatan keuangan dalam 10 tahun ke depan.

Melansir dari cnbc.com, Rabu (6/4/2016), laporan yang ditulis oleh tim analis dan strategi Citigroup mengatakan pekerjaan akan beralih ke start-up karena tujuannya yang berkonsentrasi pada banyak bagian dari industri keuangan. Para analis Citigroup menunjukkan bahaya yang akan dialami industri keuangan. 

Laporan lain dari "Digital Disruption" yang dirilis memprediksikan jumlah karyawan di bank-bank Amerika Serikat akan turun menjadi 1,8 juta orang pada 2025. Penurunan lebih tajam, dari 37 persen, diprediksi untuk bank-bank Eropa.

Perubahan besar untuk industri keuangan akibat gelombang keuangan start-up baru, dikenal dengan istilah "fintech".

Bill Gates mengatakan pada 1990-an bank-bank yang besar akan digantikan oleh perangkat lunak. Namun prediksi ini masih belum terjadi karena aturan ketat mengenai pendatang baru dalam industri keuangan.

Namun sektor ini telah menarik rekor investasi selama lima tahun terakhir. Laporan itu mengatakan teknologi baru telah merambah cepat di Asia, khususnya di China, pemain keuangan berteknologi telah menjadi dominan.

Mayoritas pembayaran online di China kini ditangani oleh pemain nonbank, seperti Tenpay dan Alipay. Laporan Citigroup mengatakan Alipay memiliki 3,3 kali lebih banyak volume pembayaran pada tahun lalu.

Para analis memperkirakan dalam pinjaman pribadi, pembayaran digital dan manajemen kekayaan, pemain baru cenderung untuk mengambil alih 13 persen dari bisnis untuk lima tahun ke depan. (Shabrina Aulia Rahmah/Ahm)

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya