Liputan6.com, Makassar - Suardi alias Da'ding, tahanan narkoba yang memiliki tato lafaz Allah di lengan kirinya itu menyerahkan diri setelah hampir sebulan kabur dari sel tahanan Mapolres Majene, Sulawesi Barat. Tahanan yang dikenal lihai itu kabur sejak Sabtu, 12 Maret 2016, sekitar pukul 03.00 Wita.
Kapolres Majene AKBP Sonny B mengungkapkan, Da'ding menyerahkan diri pada Senin, 4 April 2016 ke Polres Sidrap, Sulsel. Ia sebelumnya diketahui bersembunyi di Amparita, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.
"Saat ini kita menjemput yang bersangkutan di Mapolres Sidrap untuk dibawa pulang ke Mapolres Majene guna penyidikan kasus dugaan narkoba yang dilakoninya," ucap Sonny kepada Liputan6.com, Selasa (5/4/2016).
Sonny mengungkapkan, tahanan bertato lafaz Allah itu menyerahkan diri karena geraknya sudah terbatas. Da'ding tak lagi memiliki tempat pelarian yang aman menghindari pengejaran tim gabungan Polres Majene.
Baca Juga
Advertisement
"Dia sudah merasa tak ada lagi persembunyian yang aman menghindari petugas, sehingga menyerahkan diri," ujar Sonny.
Suardi alias Da'ding adalah tahanan titipan Polres Majene, Sulawesi Barat, atas kasus narkoba kabur dari sel tahanan dengan cara menjebol plafon. Da'ding yang dikenal lihai tersebut sejak awal masuk ke ruang tahanan dengan memantau situasi sekitar.
Tepat ada kesempatan, ia kabur dengan cara merusak pintu kamar mandi kemudian pintu kamar mandi tersebut dijebol, dijadikan tangga untuk memanjat tembok. Setelah itu, ia menjebol plafon kamar mandi dan merayap melalui kawat besi. Ia akhirnya keluar lewat plafon antara ruangan Taman Kanak-kanak Bhayangkari dan ruang tahanan.
Tersangka diperkirakan melarikan diri pada Sabtu 12 Maret 2016 antara pukul 03.00 dan 05.00 Wita. Tersangka diketahui merupakan warga Jalan Andi Makkasau, Kelurahan Pangajene, Kecamatan Maritenggae, Sidrap, Sulsel.
Da'ding memiliki banyak tato di tubuhnya. Salah satunya tato yang ada di lengan kirinya itu ada gambar lafaz Allah. Sementara, di dada dan bagian punggungnya ada rajah gambar naga.
Polres Majene sempat berkoordinasi dengan seluruh satuan fungsi operasional dan membentuk lima tim satuan fungsi gabungan untuk mencari dan menemukan kembali tersangka. Untuk mengantisipasi kejadian serupa, seluruh tahanan lain dipindahkan ke ruangan isolasi yang lebih aman dan memperbaiki serta memperkuat ruang tahanan yang telah rusak.
Pihak Polres Majene juga telah menginvestigasi internal atas kejadian itu. Kedua anggota yang bertugas piket hari itu diperiksa dan ditindak, yakni memasukkan di tempat khusus sebagai sanksi hukuman pengganti tahanan yang kabur.
Keduanya akan dikeluarkan dari tahanan ketika tahanan bertato lafaz Allah itu sudah ditangkap kembali.