Liputan6.com, Yogyakarta - Sejak kemarin, parkir motor di sisi timur Malioboro resmi dilarang. Pemerintah Kota Yogyakarta memindahkan seluruh parkir motor ke Taman Parkir Abu Bakar Ali (ABA) 1 yang berada di sebelah utara Malioboro.
Dalam masa transisi itu, Wali Kota Yogyakarta menggratiskan tarif parkir selama dua hari, yakni pada Senin, 4 April 2016, dan Selasa (5/4/2016). Selanjutnya, para pengguna parkir akan dikenai tarif yang besarannya akan disampaikan pihak UPT Malioboro.
"Untuk dua hari ini parkir digratiskan, hari ini dan besok. Setelah itu, nanti dari UPT saja ya yang memberikan keterangan," kata Suyuti di Yogyakarta, Senin, 4 April 2016.
Namun, kebijakan menggratiskan tarif parkir hari ini tidak berjalan di lapangan. Juru parkir yang bertugas tetap saja mengenakan tarif parkir dengan memanfaatkan ketidaktahuan pengendara motor. Iman, salah seorang pengendara, masih ditagih tarif parkir sejumlah Rp 2.000 oleh juru parkir.
"Bayar tuh sama kayak di Malioboro Rp 2.000. Saya enggak tahu kalau gratis hari ini. Kalau gratis, kenapa parkirnya minta uang ya?" kata Imam setengah bertanya.
Menanggapi hal itu, Agus Anto, juru parkir ABA 1 menjawab jika kebijakan gratis parkir itu hanya berlaku sebelum pukul 12.00 WIB. Setelah itu, pengguna motor dikenakan tarif sebesar Rp 2.000.
"Tadinya memang gratis, tapi hanya sampai jam 12.00 WIB saja. Setelah itu ya bayar," kata Agus.
Baca Juga
Advertisement
Meski begitu, pemindahan zona parkir sisi timur Malioboro ke Taman Parkir ABA 1 itu tetap disambut positif sejumlah warga. Menurut Rahmat Budiawan, mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan, ia mengaku lebih leluasa dan nyaman berjalan kaki setelah trotoar Malioboro bebas dari parkir motor.
"Lebih enak, bisa jalan nyaman. Biasanya, (jalan) harus di pinggir jalan, sekarang bisa di trotoar," kata Rahmat.
Ia mengaku tidak masalah dengan pemindahan zona parkir sebab pengunjung Malioboro bisa menumpang bus gratis yang mengantar ke lokasi itu. Ia berharap layanan gratis tersebut tidak hanya beroperasi selama dua minggu, tetapi berlaku selamanya.
Sambutan positif juga diutarakan Fahmi. Menurut dia, trotoar di Malioboro bisa lebih nyaman lagi jika disediakan lebih banyak tempat duduk bagi pengunjung jalan yang terkenal sebagai pusat oleh-oleh itu. Ia juga berharap adanya kanopi di tempat yang tidak dinaungi pepohonan.
"Bisa ditambahi kursi-kursi gitu. Lalu, ada penutup di sepanjang jalan ini kayak kanopi ya. Jadi biar nggak panas. Kalo yang sudah ada pohonnya, cukup kursi saja. Tambah enak dan nyaman di sini," ujar Fahmi.
Sementara itu, Sigit warga Jogja mengatakan penataan Malioboro menjadi semi pedestrian cukup bagus. Ia berharap apa yang dilakukan wali kota murni untuk kepentingan publik, bukan karena kepentingan politik jelang Pilkada 2017.
"Bagus sih tapi pertanyaannya kenapa di akhir kepemimpinan beliau ya kebijakan ini dilakukan? Semoga nggak ada apa-apa dan murni untuk rakyat. Kami senang saja dengan kebijakan ini yang harusnya dilakukan dulu-dulu," ucap Sigit.