Batal UN, Siswa SMK Kasih Ibu Manado Bantah Tak Serahkan Ijazah

Sebanyak 22 siswa sudah memasukkan semua persyaratan yang diminta sekolah saat mendaftar dulu, termasuk ijazah SMP.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 05 Apr 2016, 21:30 WIB
Sebanyak 22 siswa sudah memasukkan semua persyaratan yang diminta sekolah saat mendaftar dulu, termasuk ijazah SMP.

Liputan6.com, Manado - Puluhan siswa SMK Kasih Ibu Manado menuntut kepala sekolah mereka, Paulus Sangkilang, bertanggung jawab atas batalnya mereka mengikuti ujian nasional (UN). Menurut mereka, sekolah lalai mendaftarkan mereka sebagai peserta UN.

Sebanyak 22 siswa itu mengaku sudah memasukkan semua persyaratan yang diminta sekolah saat mendaftar dulu. Termasuk di dalamnya ijazah SMP.

"Termasuk ijasah SMP sudah kami masukan sejak mendaftar pertama kali masuk sekolah. Sehingga, tidak benar kalau kepala sekolah mengatakan kami tidak memasukan ijazah," ujar Reza, salah seorang siswa, saat ditemui di halaman sekolah, Selasa (5/4/2016).

Menurut Reza, ia mengaku telah menunaikan kewajiban lain sebagai siswa, seperti membayar rutin uang sekolah.

"Kalau soal mendaftar ke Dinas Pendidikan itu kan bukan urusan kami. Sehingga, kami menuntut kepala sekolah bertanggung jawab agar kami bisa mengikuti UN," ucap Reza.

Siswa lainnya, A Ridwan menambahkan, selama dua hari ini mereka terus datang ke sekolah sambil menunggu kepastian nasib mereka untuk mengikuti UN. Mereka sebelumnya mendatangi SMK El Fatah Manado yang menjadi tempat mereka seharusnya melaksanakan ujian nasional.

"Namun, pihak SMK El Fatah tak bisa membantu, karena memang tak masuk dalam data peserta UN," ujar Ridwan.

Menanggapi tuntutan para siswanya, respons Kepala SMK Kasih Ibu Manado plin-plan. Ia sempat beralasan ijazah para siswanya tidak diserahkan kepada sekolah sehingga tidak dapat memasukkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) UN 2016.

Namun, jawaban berbeda disampaikan Paulus ketika dikonfrontasi dengan bantahan siswa SMK Kasih Ibu manado. Ia mengatakan ijazah itu baru dimasukkan ke Dapodik pada Januari 2016.

"Ijazah baru masuk Januari 2016 sehingga terlambat meng-input Dapodik," ujar Paulus sambil mengisi daftar nilai semester sebagai salah satu data yang harus dimasukan dalam Dapodik.

Paulus mengatakan kini dia berusaha untuk mengikutsertakan siswanya agar bisa mengikuti UN susulan. "Data ini segera saya masukan ke Dinas Pendidikan. Semoga saja anak-anak bisa ikut susulan," ujar Paulus.

Kepala Bidang Pendidikan Menengah, Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Provinsi Sulut, Arthur Tumipa mengatakan, puluhan siswa SMK Kasih Ibu tidak ikut UN karena pihak sekolah yang lalai. Ia juga tak yakin jika ke-22 siswa itu masih bisa ikut UN susulan walau sedang diupayakan Kepala SMK Kasih Ibu.

"Kami sudah ingatkan agar segera meng-input Dapodik. Bahkan, sudah panggil kepala sekolah untuk menghadap ke Dinas Pendidikan Kota Manado. Namun, dia tidak datang," ujar Arthur.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya