Liputan6.com, Jakarta Filipina akhirnya memulai program imunisasi DBD untuk pertama kalinya di dunia. Petugas kesehatan setempat menargetkan satu juta anak sekolah mendapatkan vaksin pada Senin (4/4).
Seperti diberitakan Foxnews, Selasa (5/4/2016) Organisasi Kesehatan Dunia memeperkirakan, DBD telah menginfeksi 390 juta orang per tahun secara global. Menteri Kesehatan setempat, Janette Garin mengatakan, peluncuran program ini menjadi tonggak bersejarah dalam kesehatan masyarakat.
Baca Juga
Advertisement
"Kami adalah negara pertama yang memperkenalkan, mengadopsi dan menerapkan vaksin dengue untuk pertama kalinya melalui sistem kesehatan publik dan di bawah pengaturan sekolah umum," katanya.
Pemerintah menghabiskan 3,5 miliar peso untuk mengelola vaksin gratis, yang dibeli dengan biaya diskon 3.000 peso untuk tiga dosis untuk setiap anak. Program vaksin gratis ini akan menjamin kesehatan anak, termasuk mereka yang kaya atau miskin.
Vaksin DBD, Dengvaxia dikembangkan oleh perusahaan farmasi Prancis Sanofi Pasteur dan masih menunggu ulasan peraturan di Eropa dan puluhan negara-negara non-Eropa, serta prakualifikasi oleh WHO.
Menurut studi New England Journal of Medicine, yang melibatkan anak usia 9 sampai 16 tahun, vaksin dapat mengurangi risiko tertular demam berdarah hingga 65,6 persen. Hal ini juga dapat mencegah tingginya kasus demam berdarah yang dirawat di rumah sakit hingga 80 persen, dan kasus DBD berat sebesar 93 persen.
"Vaksin dapat mengurangi enam dari 10 kasus, atau mencegah 80 persen risiko rawat inap atau 93 persen risiko demam berdarah dengue sehingga langkah ini merupakan terobosan besar, khususnya di Asia dan Amerika Latin yang jumlah kasusnya tinggi," kata wakil presiden Sanofi Pasteur, Guillaume Leroy.
Meski begitu, kata Leroy, ada perbedaan dalam tingkat efektivitas terhadap strain dengue yang berbeda. Namun vaksin menunjukkan efikasi terhadap semua empat serotipe yang beredar di dunia.