Liputan6.com, Saitama - Selama ini, para peneliti telah berhasil menumbuhkan komponen-komponen biologis di laboratorium, misalnya kelenjar timus, sel sperma, jaringan mata, dan tulang rawan. Yang masih menjadi masalah di laboratorium adalah pengembangan kulit lengkap.
Baca Juga
Advertisement
Ada sejumlah upaya untuk itu, tapi hanya mampu mengembangkan epitel, yaitu bagian terluar pada kulit. Sekarang, para peneliti di Riken Center for Developmental Biology di Jepang telah berhasil menciptakan jaringan kulit lengkap dengan kelenjar keringat dan akar rambut. Semuanya bermula dari gusi seekor tikus.
Secara khusus, para peneliti mengambil sel-sel dari gusi beberapa ekor tikus dan secara kimia mengubahnya sehingga menjadi sel punca serbaguna terinduksi (induced pluripotent stem cells, iPS), yaitu sel-sel dewasa yang menyerupai sel punca janin.
Sel-sel iPs ini kemudian ditumbuhkembangkan untuk membentuk badan embrioid, yaitu “gumpalan tiga dimensi sel-sel yang sebagian menyerupai janin yang sedang berkembang dalam subuh sebenarnya,” demikian menurut Riken.
Setelah badan-badan embrioid ini telah terbentuk, para peneliti mencangkokannya dalam tikus. Serupa halnya dengan janin yang sedang berkembang, sel-sel ini di dalam tubuh mulai membedakan dirinya menjadi beragam jenis jaringan pada tikus-tikus yang berbeda.
Di sana, mereka berkembang menjadi jaringan yang dikenal dengan jaringan penutup, mirip dengan intisari jaringan kulit yang merupakan tempat produksi rambut dan lemak.
Jaringan ini terus bertumbuh membentuk kantong akar rambut dan kelenjar keringat dan—yang terpenting—jaringannya melekatkan diri ke sekelilingnya serta membuat sambungan-sambungan dengan saraf dan otot sehingga bisa hidup dan berfungsi secara normal.
Takashi Tsuji, pimpinan penelitian, mengatakan, “Hingga sekarang, perkembangan kulit buatan terkendala oleh fakta bahwa kulitnya kekurangan organ penting semisal kantong akar rambut dan kelenjar keringat yang memungkinkan kulit memainkan peran pentingnya dalam regulasi.”
Ia melanjutkan, “Dengan teknik baru ini, kami telah berhasil menumbuhkan kulit yang dapat meniru fungsi jaringan normal. Kami semakin dekat kepada mimpi untuk mencipta ulang organ sesungguhnya di laboratorium untuk transplantasi.”
Akhirnya, “Kami juga berpendapat bahwa jaringan yang ditumbuhkan dengan cara ini dapat dipakai sebagai alternatif pengujian kimia pada hewan.”
Tim di bawah pimpinan Tsuji mencakup sejumlah peneliti dari Tokyo University of Science. Temuannya telah ditebitkan dalam edisi 1 April dalam jurnal Science Advances.