Liputan6.com, Jakarta - Penumpang kereta yang turun di Stasiun Tebet, Jakarta Selatan, kini dapat menikmati pelayanan integrasi antara Commuterline dan Transjakarta. Pelayanan itu sudah dapat dinikmati penumpang Commuterline sejak Senin 4 April kemarin.
Berbagai respons pun muncul dari para pengendara angkutan umum di sekitar stasiun. Terlebih dari pengemudi mikrolet yang sudah puluhan tahun mencari penumpang di tempat itu.
"Itu jadi pesaing saya jadinya. Yah begitulah. Ini juga kan baru sosialisasi ya," tutur Darojat, sopir Mikrolet 44 jurusan Kampung Melayu-Karet.
Meski begitu, pria bertopi hitam itu mengaku belum terkena dampak dari kehadiran bus mini bercat biru putih itu. Dia malah merasa, jauh sebelum kehadiran feeder Transjakarta, penghasilannya sudah menurun.
"Sejak habis Lebaran sudah drastis (turun penghasilan). Tambah Transjakarta ya otomatis lah nantinya (terdampak juga)," lanjut dia.
Sambil mengisap rokok, dia menyatakan kalau rezeki sudah ada yang mengatur. Dia juga menerima jika memang itu sudah keputusan pemerintah.
Lain halnya dengan Lesi (38) yang mengaku agak resah dengan adanya kabar bahwa Dishub DKI akan menutup jalur mikrolet yang dibawanya melewati depan Stasiun Tebet.
"Itu ada kebijakan dari dishub katanya arah sini mau ditutup untuk 44 (mikrolet) dan lainnya. Jadi 44 naik ke atas jalurnya. Kan nggak sehat persaingannya," ujar Lesi.
Baca Juga
Advertisement
Namun, warga Pondok Bambu itu mengaku pasrah jika hal itu terjadi. Dia juga tidak berencana ikut berunjuk rasa jika nanti ada kejadian seperti itu.
"Dampaknya memang belum berasa sih. Mungkin seminggu atau sebulan nanti. Ya saya pasrah saja lah. Kita mah orang kecil nggak bisa apa-apa," tutur pria yang sudah 7 tahun jadi sopir mikrolet itu.
Jangan Saling Ganggu
Ada yang resah, ada juga yang malah mendukung. Seperti Godek, sopir Mikrolet 34 jurusan Kalibata-Barkah.
Pria tambun berkacamata itu menyatakan, dirinya sangat setuju dengan adanya feeder Transjakarta di sekitar Stasiun Tebet. Dengan begitu, warga Jakarta jadi lebih mudah ke kawasan perkantoran.
"Saya malah seneng. Karena mereka lewat perkantoran. Malah saya dukung kalau bisa lebih banyak armadanya," kata dia.
Kendati, warga Tebet itu mengaku jangan sampai ada saling sikat tempat menunggu penumpang. Dirinya berharap baik pihak Transjakarta maupun mikrolet bisa saling mengerti.
"Saya biasa saja. Asal jangan saling ganggu. Ini kan kita mangkalnya sama-sama di bawah flyover Tebet ini. Saling kasih tempat saja," tutup Godek.