Harga Minyak Melonjak Jelang Penutupan Perdagangan

Harga minyak Brent yang merupakan patokan global naik 0,5 persen ke US$ 37,87 per barel di ICE Futures Europe.

oleh Arthur Gideon diperbarui 06 Apr 2016, 05:00 WIB
Harga minyak mentah acuan AS turun 7,7 persen menjadi US$ 52,53 per barel dipicu sentimen krisis penyelesaian utang Yunani.

Liputan6.com, New York - Harga minyak Amerika Serikat (AS) dan dunia mampu menguat di detik-detik terakhir jelang penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Penurunan yang cukup dalam menjadi salah satu alasan reli yang terjadi pada harga minyak.

Mengutip Wall Street Journal, Rabu (6/4/2016), minyak light sweet yang menjadi patokan harga minyak di AS melonjak 0,5 persen dan berakhir pada level US$ 35,89 di New York Mercantile Exchange. Sepanjang perdagangan harga minyak AS dalam tekanan namun jelang penutupan mampu reli. Sedangkan harga minyak Brent yang merupakan patokan global naik 0,5 persen ke US$ 37,87 per barel di ICE Futures Europe.

Analis dan broker sedikit kesulitan untuk menjelaskan lonjakan yang terjadi di akhir sesi perdagangan ini. Namun beberapa analis menduga bahwa kenaikan yang terjadi pada harga minyak ini karena pelaku pasar membalikkan keadaan. Selama dua pekan terakhir memang harga minyak terus turun.

"Pelemahan minyak sudah terlalu dalam. Pelaku pasar kembali mendorongnya," jelas Direktur Perdagangan Berjangka Mizuho Securities U.S.A. Robert Yawger.

Pelaku pasar memang sedang bersiap-siap jelang keluarnya data mengenai persediaan minyak mentah yang akan dirilis pada Rabu ini. Persediaan minyak di AS diperkirakan akan meningkat 3,3 juta barel pada pekan lalu. Data yang ada menunjukkan persediaan minyak mentah terus bertambah selama 7 pekan terakhir dan mendekati level tertinggi sepanjang masa.

Sedangkan The American Petroleum Institute, grup para produsen minyak di AS mengatakan bahwa dari data yang mereka kumpulkan dari anggota menunjukkan bahwa terjadi penurunan persediaan minyak mentah 4,3 juta barel.

Selain menunggu data persediaan minyak mentah, pelaku pasar juga terus memantau perkembangan pertemuan produsen minyak besar di Qatar yang akan berlangsung pada akhir bulan ini. Diharapkan dalam pertemuan tersebut akan ada pembahasan mengenai rencana pembekuan produksi minyak naik oleh negara yang tergabung dengan OPEC maupun tidak. (Gdn/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya