Liputan6.com, Barcelona - Sama-sama sulit, sama-sama ketat. Begitu kira-kira ungkapan untuk menggambarkan duel El Clasico dan juga laga Barcelona vs Atletico Madrid yang baru berakhir dini hari tadi. Uniknya, dua laga ini juga memiliki kesamaan yaitu lawan Barcelona dapat kartu merah!
Baca Juga
- Kisah Tragis Legenda Inggris: Hidupnya Berantakan karena Alkohol
- Bayern Munchen Vs Benfica: Gol Vidal Menangkan Die Rotten
- Barcelona Vs Atletico Madrid: Gol Suarez Bungkam Rojiblancos
Advertisement
Di El Clasico, Sergio Ramos harus keluar lapangan lebih dulu usai menghajar Luis Suarez di menit ke-83. Pelanggaran ini membuat Real Madrid harus bermain 10 pemain hingga pertandingan berakhir.
Sedangkan di laga Barcelona vs Atletico Madrid pada leg pertama perempat final Liga Champions, giliran Fernando Torres yang diusir wasit gara-gara menekel Sergio Busquets di menit ke-35. Akibatnya, Atletico Madrid harus menghabiskan laga dengan 10 pemain.
Namun nasib Real Madrid berbeda dengan Atletico. Real Madrid justru berhasil menang dengan 10 pemain. Sedangkan Atletico Madrid yang unggul terlebih dahulu harus kecewa karena kalah 1-2 dari Barcelona. Dua gol Luis Suarez bungkam Atletico di Camp Nou.
Jika dilihat dari waktu diterimanya kartu merah, jelas Atletico Madrid mengalami momen yang lebih sulit ketimbang Real Madrid. Mereka harus tampil di lapangan dengan 10 pemain selama 55 menit. Sedangkan Madrid hanya 7 menit saja!
"Saya tak bisa marah kepada Torres. Ini terserah Anda untuk menilainya apakah itu fair atau tidak. Saya bisa bicara apa yang saya pikirkan. Saya harus hormati semuanya," ujar Diego Simeone, pelatih Atletico Madrid seperti dikutip Goal.com.
Pemilihan Strategi
Patut juga disoroti pemilihan strategi yang dilakukan Simeone saat kehilangan satu pemain kala unggul 1-0. Praktis setelah Torres dikartumerah, Atletico Madrid lebih banyak bertahan. Los Rojiblancos lebih banyak menunggu serangan dari Barcelona dan menumpuk pemain di belakang.
Melawan tim sekelas Barcelona, Simeone sepertinya kebingungan untuk memilih strategi seperti apa setelah kehilangan satu pemain. Jika harus menyerang, maka pertahanan Atletico bakal terbuka lebar. Sedangkan jika bertahan, Barcelona bakal membombardir pertahanan Atletico.
Opsi bertahan jadi pilihan Simeone. Perubahan drastis pun terjadi di babak kedua. Barcelona menyerang Atletico dari segala sisi. Di 10 menit awal babak kedua, Atletico berhasil lolos dari ancaman Azulgrana. Tembakan Neymar sempat mengenai tiang atau tembakan Messi berhasil ditepis Oblak.
Celah itu akhirnya terbuka juga. Jordi Alba yang mendapatkan kesempatan lepas tendangan voli, tembakannya dibelokkan Suarez. Skor pun berubah menjadi 1-1.
Setelah skor imbang ini, Atletico pun mulai membuka diri. Mereka mulai melakukan penyerangan ke pertahanan Barcelona dengan maksud untuk kembali cetak gol. Sayang, di menit ke-74, Atletico kebobolan lagi lewat gol Luis Suarez.
"Barcelona tahu bagaimana caranya bermain di babak kedua. Kami tersudut di pertahanan sendiri dan sulit untuk keluar," ujar Simeone.
Suarez Pahlawan
Bagaimanapun, usaha keras Barcelona tak akan berbuah manis pada laga tadi jika tak terjadi gol. Untunglah, Barcelona masih punya Luis Suarez saat Neymar dan Messi buntu membobol pertahanan Atletico Madrid.
Jika di El Clasico Suarez disorot karena kegagalannya memanfaatkan peluang emas, kali ini Suarez tampil sebagai pahlawan. Dua golnya cukup membuat Barcelona tersenyum kembali, meski menang 2-1 sangatlah riskan. Segalanya bisa terjadi pada leg kedua perempat final yang bakal digelar di markas Atletico Madrid.
Tak aneh jika pelatih Barcelona, Luis Enrique puji Suarez setinggi langit. Dia menilai Suarez memang pantas dibayar mahal oleh Barcelona.
"Apa yang Luis persembahkan kepada kami tidak saja golnya, tapi juga kerja keras dan karakter. Itulah mengapa kami memutuskan untuk membeli dia," ujar Enrique.
"Hari ini dia tak perlu berlari-lari buka ruang. Dia cukup berada di antara bek untuk menceploskan bola," ucapnya menambahkan.