Liputan6.com, Moskow - Sebuah bangunan yang merupakan fasilitas nuklir berukuran besar dan terletak di lokasi tersembunyi di Moskow, Rusia, saat ini dibuka untuk umum.
Tempat bernama Bungker 42 tersebut dibangun saat perang dingin oleh Uni Soviet, di bawah pemerintahan Joseph Stalin.
Pembangunan bungker dilakukan menyusul ancaman perang dingin dengan Amerika Serikat (AS) terasa sangat nyata dan menakutkan.
Baca Juga
Advertisement
Seperti yang dikutip dari News.com.au, Rabu (6/4/2016), bangunan tersebut dibuat atas permintaan Stalin pada 1951 dan menjadi salah satu fasilitas militer yang paling dirahasiakan oleh Uni Republik Sosialis Soviet (USSR).
Bungker 42 terdiri dari 4 bangunan mirip tabung dan beberapa ruangan yang dihubungkan dengan terowongan. Luas total kompleks fasilitas nuklir bawah tanah tersebut mencapai 7.000 meter persegi.
Tersembunyi di bawah tanah dengan kedalaman 65 meter, Bungker 42 diyakini aman dari serangan nuklir. Selain itu, bangunan tersebut digunakan sebagai pusat komunikasi pemimpin dan petinggi militer.
Bungker 42 mulai aktif digunakan pada 1956 dan memiliki desain agar aman sebagai tempat berlindung saat terjadi perang nuklir dengan AS. Pada masa puncaknya, terdapat 2.500 orang yang bekerja di dalam bangunan rahasia itu.
Dulunya, bungker tersebut bernama Tagansky Protected Command Point, karena para pekerjanya masuk melalui pintu rahasia di Stasiun Tagansky yang terletak di Moskow.
Selain berfungsi sebagai tempat berlindung dan penyimpanan senjata, Bungker 42 menjadi lokasi peluncuran nuklir. Dengan melintasi Rusia dan Arktik, konon, hanya dibutuhkan 33 menit agar nuklir tersebut mencapai target di Amerika.
Untuk berjaga-jaga jika terjadi serang nuklir, bangunan tersebut dilengkapi dengan makanan, bahan bakar, serta sistem regenerasi udara dan air yang dapat mencukupi kebutuhan 3.000 personel selama tiga bulan.
Pada akhir 1980-an ancaman perang nuklir semakin melemah. Seperti yang ditulis di bunker42.com, kualitas bungker makin memburuk serta kehilangan kunci penting untuk menjamin ketahanan negara.
Bungker 42 akhirnya tak lagi menjadi tempat rahasia pemerintah pada 1995. Pada 2006, pemerintahan Rusia menjual kompleks tersebut kepada sebuah perusahaan swasta dengan harga 65 juta rouble atau sekitar Rp 12 miliar.
Saat ini kompleks itu digunakan sebagai museum dan tempat wisata. Namun salah seorang warga Rusia berkata, "Bungker 42 merupakan simbol kekuasaan dan kekuatan yang dimiliki oleh tanah air kami. Ini merupakan objek kebanggaan dan mengagumkan dari negara, di mana kami dapat membuatnya."
"Sekarang, bangunan tersebut sebagai pengingat tentang sesuatu yang sia-sia dari rezim militer dan kebutuhan akan perdamaian di bumi," tambahnya.