Sabu Cair Jadi Modus Baru Penyelundup Narkoba

Kapolri mengatakan, sabu jenis cair berasal dari Iran.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 06 Apr 2016, 14:56 WIB
Kapolri mengatakan, sabu jenis cair berasal dari Iran.

Liputan6.com, Cirebon - Narkotika jenis sabu lazimnya ditemukan berbentuk kristal. Namun pada operasi gabungan Polri, Badan Narkotika Nasional (BNN), dan Direktorat Bea Cukai ditemukan sabu dalam bentuk lain, yakni cairan.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengungkapkan sabu berbentuk cair ini sebenarnya bukan narkotika jenis baru. Hanya saja, sabu ini merupakan modus baru si pengedar untuk mengelabui para petugas.

"Sabu jenis cair ini masuk dalam sindikat peredaran narkoba internasional," kata Badrodin saat memberikan keterangan persnya di Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, Rabu (6/4/2016).

Badrodin menjelaskan, sabu jenis cair berasal dari Timur Tengah, tepatnya di Iran. Di mana dalam modusnya, para pengedar ini memasukan sabu cair dalam kaleng kemudian disamarkan seolah-seolah kaleng lem.

"Cara ini hanya untuk mengelabui," ucap Badrodin

Setelah sampai di Indonesia, sabu tak langsung dijual dan didistribusikan oleh para bandar. Badrodin mengungkapkan, sebelum diedarkan para bandar meracik kembali sabu tersebut hingga berbentuk kristal.

Biasanya, ungkap Badrodin, sabu cair diedarkan ke Indonesia lewat jalur udara. Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pernah menjadi tempat peredaran narkoba ini.

"Sabu cair, melalui pengiriman dari bandara Soetta," terang dia.

Musnahkan Narkoba Hasil Operasi

Selain mengungkap modus peredaran narkoba jenis baru ini, kapolri bersama dengan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Kabareskrim Polri Anang Iskandar dan Deputi Penindakan BNN Irjen Arman Depari memusnahkan barang bukti narkoba dari hasil operasi Bersinar periode Maret sampai dengan April 2016.

Tercatat sebanyak 144 kilogram sabu jenis kristal, 44,6 kilogram sabu cair dan 14.900 butir ekstasi dan 197.000 butir ekstasi diamankan petugas dari operasi gabungan tersebut. Barang haram ini didapatkan dari 46 tersangka dari 3 jaringan internasional.

"Dari 3 sindikat internasional sabu cair dari Iran, ekstasi dari Belanda, dan sabu cair China. Masuk dari Malaysia dan Indonesia. Sabu cair ke Bandara Soekarno Hatta bentuk kaleng. Dikirim dan bisa diungkap pelakunya," tambah Badrodin.

Berdasarkan data yang ia dapat, sejak 2 tahun lalu terjadi peningkatan sebesar 4,2 persen jumlah penyalahgunaan narkoba. Hal inilah yang menjadi pemicu pemerintah untuk terus melakukan operasi pencegahan peredaran narkoba.

"Kita prihatin dan perintahkan kami untuk operasi serentak seluruh Indonesia," tandas Badrodin.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya