Liputan6.com, Jakarta Investor asal Korea Selatan berminat membangunan pabrik komponen listrik dengan nilai investasi sekitar US$ 12 juta atau sekitar Rp 150 miliar (asumsi kurs 12.500 per dolar AS). Saat ini, investor tersebut sedang mempertimbangkan dua tempat yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk invetasinya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, BKPM sedang mengarahkan investor supaya memanfaatkan fasilitas kemudahan investasi langsung konstruksi (KLIK). Dengan fasilitas ini, investor bisa melakukan konstruksi sementara izin yang lain bisa dilakukan secara paralel.
"Untuk provinsi Jawa Barat maupun provinsi Jawa Tengah kami akan arahkan ke kawasan industri KLIK yang prospektif,” kata dia dalam siaran pers, Jakarta, Rabu (6/4/2016).
Baca Juga
Advertisement
Komponen listrik memiliki prospek yang cerah di Indonesia, apalagi pemerintah memiliki program kelistrikan 35 ribu MW. Hal itu mendasari investor untuk menancapkan modalnya di Indonesia.
"Kehadiran investor juga mendukung kebijakan pemerintah untuk mendorong penggunaan local content sehingga perusahaan yang biasanya mengekspor produknya ke Indonesia dapat mulai mengalihkan usahanya dengan membangun pabrik di Indonesia,” tambahnya.
Pihaknya berharap, setelah menemukan lokasi yang cocok investor diharapkan segera mengurus investasi dengan fasilitas layanan 3 jam.
"Setelah mereka mendapatkan perizinan yang diperlukan dalam layanan investasi 3 jam, maka akan lebih cepat lagi kalau mereka berlokasi di kawasan industri KLIK karena dapat langsung melakukan konstruksi sembari secara pararel mengurus izin yang diperlukan,” tuturnya.
Sebagai informasi, Korea Selatan termasuk salah satu investor aktif yang menanamkan modalnya di Indonesia. Investasi yang masuk dari Korea Selatan tahun lalu mencapai US$ 1,2 miliar tumbuh sebesar 7,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sejak 2010-2015 nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka US$ 8 miliar.