Liputan6.com, Jakarta Ada satu dari 10 penduduk usia 18 tahun ke atas mengidap diabetes. Penyakit mematikan ini telah tiba pada titik epidemi dan jumlahnya terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang.
Pada 1980-an sudah ada 108 juta pengidap diabetes. Lalu, di 2015 jumlahnya meningkat empat kali lipat menjadi 415 juta orang. Berlatarbelakang itulah diabetes diangkat menjadi tema Hari Kesehatan Sedunia pada 2016 ini.
Oleh karena itu amat penting untuk melakukan aksi mencegah, mengobati dan melawan diabetes bersama-sama. Dengan melakukan pencegahan, bisa menurunkan jumlah pengidap diabetes. Lalu, jika terdeteksi secara dini bisa mengurangi risiko komplikasi dan beban biaya.
Baca Juga
Advertisement
"Jika pasien datang dengan komplikasi, beban ekonomi jadi lebih besar. Lalu jika sampai kecacatan juga besar," tutur Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. H. M. Subuh, MPPM di Jakarta pada Rabu, 5 April 2016.
Padahal, diabetes merupakan penyakit tidak menular yang bisa dicegah seperti dituturkan Subuh. Caranya dengan menjaga asupan makanan, banyak melakukan aktivitas fisik, dan memeriksa kesehatan secara teratur.
Jika pun sudah dicegah, pasien tetap mengidap diabetes dengan mengikuti standar pengobatan untuk mencegah komplikasi pada tubuhnya. Sehingga pengidap diabetes terhindar dari masalah saraf, mata, ginjal, sistem kardiovaskular, serta serangan jantung dan stroke.
Di Indonesia sendiri, baru 30 persen pasien diabetes yang mengetahui dirinya terkena penyakit dengan kondisi kadar glukosa dalam darah tinggi. "Ini artinya ada sekitar 70 persen pasien diabetes yang tidak mengetahui dirinya terkena diabetes," terang Subuh.