Liputan6.com, Jakarta - Nasib tragis dialami dua pemain klub Malaysia, Melaka United, yakni Marco Petrovski (18 tahun) dan Muhd Afiq Azuan (21 tahun) saat sedang berlatih. Mereka harus dilarikan ke rumah sakit setelah tersambar petir pada Selasa (5/4/2016).
Pada pukul 16.30 waktu setempat, keduanya sedang mengikuti latihan bersama Melaka United. Petrovski, kiper muda asal Australia langsung tak sadarkan diri usai disambar petir.
Nafas Petrovski malah sempat dinyatakan sudah berhenti oleh tim medis. Sedangkan Afiq hanya mengalami syok.
Baca Juga
- Ismed Sofyan Siap Hibur The Jakmania di Trofeo Pesija
- Kemenpora Belum Temukan Solusi Dana bagi Rio Haryanto
- Petir Sambar Dua Pemain Klub Malaysia hingga Terkapar
Advertisement
Tapi, insiden lebih mengerikan terjadi di Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo jika dibandingkan di Malaysia. Satu tim dinyatakan tewas akibat tersambar petir dalam sebuah pertandingan.
Kejadian ini terjadi pada Oktober 1998. Saat itu, hujan deras membasahi lapangan hijau dan skor masih imbang 1-1. Di tengah-tengah pertandingan, petir menyambar lapangan yang terdapat di Provinsi Kasai tersebut.
Harian terkemuka di Republik Demokratik Kongo, L'Avenir memberitakan ada 11 pemain tim lawan meninggal dunia dan 30 orang mengalami luka bakar serius akibat tersambar petir.
Anehnya, tak ada seorang pun yang mengalami cedera dari tim tuan rumah, Basanga. "Tidak ada pemain Basanga yang mengalami cedera akibat insiden tersebut," tulis L'Avenir.
Warga setempat menyebut kalau kejadian ini diakibatkan oleh sihir. Mereka mencurigai Basanga telah melakukan santet karena tidak ada pemainnya yang terluka. Santet di Afrika Barat dan Tengah memang sudah menjadi hal biasa.