Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar warga Jakarta mungkin tak banyak yang pernah mendengar keberadaan makam keramat di kawasan Jatinegara Kaum, Klender, Jakarta Timur. Makam itu adalah makam Pangeran Jayakarta. Padahal, makam ini tak pernah sepi dari peziarah.
Bahkan di hari kerja, para pengunjung menghabiskan waktu untuk bertahlil di depan makam keramat itu. Pengunjungnya pun dari berbagai macam kalangan.
Pangeran Jayakarta adalah seorang penguasa kota pelabuhan Jayakarta pada 1602-1619, sebagai wakil dari Kesultanan Banten
Asal-usul Pangeran Jayakarta masih samar. Dalam satu sumber, Pangeran Jayakarta adalah nama lain dari Pangeran Achmad Jakerta, putra Pangeran Sungerasa Jayawikarta dari Kesultanan Banten. Namun ada juga yang menganggap Pangeran Jayakarta adalah Pangeran Jayawikarta.
Baca Juga
Advertisement
Tidak sulit mencari lokasi makam ini. Di depan pintu masuk lokasi yang diklaim sebagai makam asli Pangeran Jayakarta itu, peziarah akan disambut dua gapura layaknya kerajaan masa lalu. Melepas alas kaki jadi kewajiban tiap pengunjung yang datang.
Melangkah melalui gapura, ada dua tempat yang bisa dituju, yakni makam Pangeran Jayakarta dan Masjid Jami Assalafiiyah.
Di lokasi makam, ada empat makam lain yang mendampingi kubur Pangeran Jayakarta.
"Itu ada Pangeran Lahut anak dari Pangeran Jayakarta. Kemudian Pangeran Soeria dan Pangeran Sageri itu keponakannya. Satu lagi Ratu Rupiah, istri dari Pangeran Sageri," ujar Kepala Pengurus Masjid Jami Assalafiiyah, Haji Suhendar, kepada Liputan6.com, Rabu, 6 April 2016.
Suhendar menuturkan, setiap hari ada saja warga yang berziarah mendoakan Pangeran Jayakarta. "Paling ramai itu malam Jumat Kliwon," tutur pria berkaca mata itu.
Tak hanya Pangeran Jayakarta dan keempat keluarga dekatnya yang disemayamkan di sana. Di lokasi seluas 3.000 m2 itu, sederetan makam juga tampak mengelilingi. Itu adalah tempat peristirahatan terakhir para keluarga dan keturunan dari Pangeran Jayakarta.
Di depan makam yang dibangun layaknya pendopo itu, ada sebuah batu besar memunggungi 2 buah tombak dan sebuah perisai bertuliskan Jayakarta. Prasasti itu dibuat 2003 dan merupakan persembahan dari mantan Panglima TNI Djoko Santoso saat menjabat sebagai Pangdam Jaya.
"Pangdam Djoko sering berziarah ke sini. Itu dari beliau," lanjut dia.
Di samping makam keramat juga berdiri pohon besar nan kokoh yang ditaksir berusia ratusan tahun. Suhendar mengatakan, pohon itu tidak pernah menjatuhkan ranting besarnya ke bangunan sekitarnya, baik makam maupun masjid.
"Itu Pohon Kiara. Dari saya kecil sudah ada itu pohon. Umurnya bisa 300 tahun lebih, 500 tahun juga mungkin lebih. Tapi itu pohon nggak pernah menimpa bangunan pas lagi menggugurkan ranting. Besar itu rantingnya. Saya juga aneh," tutur dia.
Suhendar mengatakan, makam pangeran yang disebut juga Achmad Djakerta itu menjadi favorit para pejabat berziarah. Pengusaha Sandiaga Uno yang mencalonkan diri dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 juga mendatangi makam tersebut siang tadi.
Sederet foto tokoh yang mendatangi makam tersebut turut diabadikan pengelola makam. Terlihat foto Presiden Jokowi, kemudian Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Tak hanya mereka, banyak pula pejabat lain yang mendatangi makam, namun tak mau gambarnya diabadikan di bangunan kompleks makam.
"Banyak pejabat yang ke sini," kata dia.
"Mencari berkah atau pun jabatan, ya semua itu ikhtiar. Yang penting itu harus paham yang memberi itu Allah dan minta juga ke Allah," kata Suhendar.