Wayang Kautaman akan Pentaskan Perang Saudara di Kurusetra

Kelompok Wayang Kautaman akan mementaskan lakon Sotya Gandhewa di Gedung Pewayangan Kautaman, TMII, Jakarta.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 07 Apr 2016, 12:00 WIB
Pementasan ini digelar dalam rangka pentas tahunan, sekaligus menyambut 12 tahun penghargaan yang diberikan kepada Wayang Indonesia pada 2013, sebagai Karya Agung Budaya Dunia oleh UNESCO.

Liputan6.com, Jakarta Durna telah tua, mimpinya menjadi ksatria tak terkalahkan telah kandas. Tapi dia memilih menjadi mahaguru di Sokalima, pembimbing para ksatria Hastina, termasuk Pandawa dan Kurawa. Namun masa tuanya berbeda, para murid Durna terpecah menjadi dua barisan akibat rasa cemburu, mereka saling berhadapan. Apa yang dilakukan Durna kemudian?

Demikian nukilan kisah dari lakon Sotya Gandhewa yang akan dipentaskan Kelompok Wayang Kautaman di Theatre Kautaman, Gedung Pewayangan Kautaman, Jalan Raya Pintu I, TMII, Jakarta, pada 9 dan 10 April 2016.

Menurut informasi yang diterima Liputan6.com, Kamis (7/4/2016), Ira Surono selaku Produser Wayang Kautaman mengatakan, pementasan wayang orang ini menjadi sangat menarik lantaran dikemas secara menarik dan kekinian, tanpa meninggalkan sisi tradisi dari wayang itu sendiri.

"Dari sisi plotnya, iringan musik (karawitan), busana, semua kami garap dengan detil bersama-sama, diskusikan bersama hingga akhirnya kami mendapatkan wujud pagelaran wayang ini," katanya.

Lebih jauh dirinya menjelaskan, pertunjukan ini digelar dalam rangka pentas tahunan, sekaligus menyambut 12 tahun penghargaan yang diberikan kepada Wayang Indonesia pada 2013, sebagai Karya Agung Budaya Dunia oleh UNESCO.

Sementara itu, Nanang HP sebagai Sutradara garapan kreatif ini mengungkapkan, Sotya Gandhewa mengangkat kisah Durna, Arjuna, dan Ekalaya yang merupkan tokoh Maha Guru dan Ksatria-ksatria hebat dan luar biasa.

Nanang mengungkapkan, Sotya Gandhewa digarap dengan mempertimbangkan semua unsur keaktoran dan pola-pola baru yang berbeda dengan wayang tradisi, alur dan plot yang menggunakan pendekatan pada alur teater atau drama, iringan musik yang digarap berbeda dari pertunjukan wayang orang biasanya.

Nanang sendiri mengakui, Kelompok Wayang Kautaman butuh proses panjang untuk mementaskan Sotya Gandhewa. Empat bulan digunakan untuk fokus latihan, dan segala persiapan yang lain telah dilakukan jauh-jauh hari. “Saya bangga dengan seluruh anggota tim karena mereka memiliki komitmen dan disiplin yang tinggi demi memberikan penampilan terbaik," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya