Liputan6.com, Jakarta - Telepon seluler tak pernah lepas dari pandangan Youla Lasut (31). Setiap ada nyala atau bunyi berdering, dia sigap dan langsung mengangkat telepon. Namun, lagi-lagi bukan dari Alvian Alvis Petty, sang suami tercinta yang disandera kelompok Abu Sayyaf.
Telepon yang belakangan sampai, kebanyakan berasal dari saudara dan teman. Ucapan turut prihatin sampai wejangan sabar terus diterima ibu dua anak itu.
"Saya berharap dihubunginya (suami). Ya saya berharap masih bisa diselamatkan suami saya. Saya masih berharap. Saya dapat telepon terakhir suami saya ya itu pas hari minggu," kata Youla ditemui di kediamannya di Jalan Swasembada Barat 17 no 25 RT 03 RW 03 Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (7/4/2016).
Youla mendapat kabar terakhir soal kondisi suaminya dan ABK Brahma 12 lainnya. Mereka masih dalam keadaan sehat. Informasi itu diperoleh dari perusahaan tempat suaminya bekerja, PT Patria Maritim Line.
Baca Juga
Advertisement
"Masih saya terus komunikasi. Baik saya yang telepon ke perusahaan atau sama sebaliknya. Ya informasi dan statement dari pihak perusahaan, sampai saat ini mereka (perusahaan) bilang suami saya dalam keadaan baik-baik aja," ujar Youla.
Youla mengaku juga mendapatkan informasi dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) soal keadaan suaminya. Kemlu memintanya bersabar dan tak putus berdoa.
"Mereka (pemerintah) mohon doa dan dukungan aja. Kan mereka (pemerintah) sama perusahaan telepon sama pembajak dan katanya aman. Ya saya ikutin langkah pemerintah aja demi keselamatan suami saya," tutur Youla.
Tak Ada Firasat
Youla tidak pernah menyangka, pekerjaan suami sebagai ABK berisiko menjadi tawanan kelompok teroris. Tak ada firasat atau mimpi yang hadir sebelum pembajakan itu.
Rumah berlantai dua yang ditempatinya bersama sang suami dan kedua anaknya itu kini ramai didatangi keluarga dan para awak media. Semua bertanya hal sama. Kapan Alvian pulang?
"Alvian baru 2 bulan bekerja di sana. Dari dulu ya sekitar 7 tahun berlayar ya belum pernah kejadian apa-apa. Nggak ada itu firasat," tutur Youla.
Waktu penebusan 10 orang ABK Tugboat Brahma 12 memasuki detik-detik akhir. Meski begitu, dia tetap yakin dengan langkah yang diambil pemerintah. Dia yakin pemerintah memiliki cara terbaik untuk memulangkan suaminya. Sekalipun uang tebusan itu nantinya tidak dipenuhi, Youla yakin suaminya bisa pulang.
"Ya harapannya masih bisa diselamatkan lah dicari jalan terbaik yang nomor 1 lah. Apa yang diberikan pemerintah yakinlah yang terbaik," kata Youla yang bersiap-siap ingin pergi.
Pantauan Liputan6.com, Youla dan kedua anaknya beserta kerabat meninggalkan kediamannya. Dengan setelan baju dan celana coklat Youla mengajak kerabat menaiki sedan Toyota Corola B 231 VIS. Tapi enggan membuka ke mana tujuan mereka pergi.
"Ini mau cepet-cepet mas," singkat Youla.
Di kapal Brahma 12, Alvian bertugas sebagai 'second officer' atau mualim dua. Alvian bersama 9 ABK WNI lainnya saat itu sedang mengangkut 7.000 ton batubara untuk dibawa ke Filipina. Alvian dan 9 ABK lainnya bekerja di PT Patria Maritime Line yang berkantor di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.