Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Timah (Persero) Tbk optimistis harga komoditas timah akan membaik didukung kondisi ekonomi.
Sekretaris Perusahaan PT Timah Agung Nugroho mengatakan, harga timah yang diperkirakan hingga di bawah US$ 13 ribu per metrik ton(Mt), ternyata tidak menjadi kenyataan. Setelah menyentuh titik rendah akan kembali bangkit.
"Harga timah sempat diperkirakan akan tertekan sampai di bawah US$13 ribu, tapi tidak sampai di bawah sehingga pasar menilai sampai batas bottom line-nya, sehingga akan bangkit," kata Agung, di Jakarta, Kamis (7/4/2016).
Baca Juga
Advertisement
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 tahun 2015 yang mengatur kembali tata niaga komoditas logam timah juga membawa dampak positif. Selain itu harga komoditas timah dunia membaik pada kuartal I 2016. Harga timah sudah mencapai US$ 17.625 per Mt dari posisi tahun lalu sempat mencapai harga US$ 13.000 per Mt.
Walaupun harga terus memperlihatkan potensi kenaikan harga, perseroan tetap membatasi produksi bijih pada 2016 sebesar 30 ribu Ton Sn. Langkah ini dilakukan untuk menjaga kelanjutan bisnis perusahaan di tengah cadangan timah khususnya di darat terus menipis.
Perseroan mematok produksi sebesar 31.200 metrik ton pada 2016. Penjualan logam ditargetkan 31.000 metrik ton. Pendapatan diharapkan mencapai Rp 9,21 triliun.
"Perseroan saat ini sedang fokus melakukan hilirisasi produk timah diantaranya tins solder dan tin chemical yang sudah mulai memasarkan produknya serta melakukan diversilikasi Usaha," tutur Agung.