Liputan6.com, Guangzhou - Teknologi dan sains sangat berperan penting dalam kegiatan sehari-hari manusia. Para pencipta pun tidak hentinya menciptakan penemuan-penemuan baru untuk mempermudah aktivitas, seperti robot.
Teknologi pengganti manusia atau robot semakin canggih dari zaman ke zaman. Tidak tertutup kemungkinan suatu saat robot akan mengambil alih pekerjaan manusia.
Tapi apakah hal tersebut merupakan pemikiran yang cemerlang?
Beberapa restoran di Guangzhou, China, tidak punya pilihan lain selain menutup usaha atau memecat karyawan mereka. Ternyata mempekerjakan robot dan teknologi canggih lainnya sebagai pelayan di restoran mereka malah menimbulkan petaka.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari Shanghaiist.com, Kamis 7 April 2016, dua dari tiga restoran yang mempekerjakan teknologi super canggih ini sebagai pelayan, benar-benar harus menggulung tikar usaha mereka. Sedangkan yang lainnya dipaksa untuk mendepak robot pelayannya ke jalanan.
Banyak nya keluhan dari rekan kerja, membuat pemilik restoran memutuskan untuk 'memecat' para robot ini.
"Robot-robot itu tidak bisa membawa sup atau makanan lainnya dengan seimbang, dan memecahkan banyak peralatan makan. Kemampuan mereka sangat terbatas," kata seorang karyawan.
Menurut pemilik restoran, para robot itu hanya berfungsi untuk menarik pelanggan masuk ke dalam restoran. Mereka bisa menarik perhatian calon pelanggan dengan keunikan yang mereka miliki.
"Mereka bisa menarik mata pelanggan untuk masuk ke dalam restoran, tetapi tetap tidak bisa melakukan pekerjaan manusia," kata pemilik restoran.
Dibutuhkan dana sekitar 50 ribu yuan atau 61juta rupiah untuk mempekerjakan robot pelayan dan beberapa puluh juta per bulan nya untuk biaya kerusakan dan listrik.
Biaya yang cukup besar untuk dikeluarkan pada sebuah robot dibandingkan dengan mempekerjakan manusia.
Wakil pimpinan Universitas Teknologi Guangdong, Zhang Yun, menjelaskan robot memang handal untuk dipekerjakan di pabrik untuk meningkatkan jumlah produksi.Namun mereka tidak bisa berfungsi dengan baik pada bidang yang lebih mengandalkan interaksi manusia.
Sepertinya robot belum siap untuk menggantikan manusia.