Liputan6.com, Jakarta - Salah satu visi Microsoft sebagai perusahaan teknologi ternyata tak hanya mengenai pengembangan di bidang teknologi. Perusahaan asal Redmond itu juga memiliki perhatian terhadap pengembangan di bidang lainnya, termasuk pendidikan.
"Kalau dari sisi pendidikan, Microsoft mengutamakan bagaimana tingkat kualitas pendidik bisa diangkat lewat program unggulan yang disebut partnership learning," ujar Ruben I. Hattari, Director of Corporate Affairs, Microsoft Indonesia, di kantor Redaksi Liputan6.com, SCTV Tower, Jakarta, Kamis (7/4/2016).
Ruben menuturkan tujuan utama program pelatihan ini adalah bagaimana meningkatkan kualitas para pendidik. Selain itu, program tersebut juga ditujukan untuk mengintegrasikan program teknologi dan digital pada proses pembelajaran di ruang kelas.
"Saat ini sudah ada 450 ribu guru yang sudah melewati program partnership learning," tutur Ruben. Menurut Ruben, inisiatif global ini diharapkan dapat mendorong pendidik di Indonesia membentuk sebuah komunitas publik, sekaligus dapat berdiskusi dengan komunitas pendidik lain di seluruh dunia.
Baca Juga
Advertisement
"Setiap tahun pendidik terbaik dari program ini akan kita kirim ke semacam global expo. Kita pertemukan mereka dengan guru-guru dari program partnership learning dari negara lain," ucap pria yang pernah mengenyam pendidikan di Central Queensland University ini.
Untuk saat ini, Ruben mengatakan peserta program partnership learning memang masih banyak berasal dari pulau Jawa. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Microsoft akan memperluas cakupan program ini ke Sumatera dan wilayah timur Indonesia.
"Seiring dengan program pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang ingin meratakan program dan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia, kami juga akan bergeser ke arah timur," ucap Ruben.
Tak hanya untuk pendidik, Microsoft juga aktif mengangkat isu pendidikan coding, terlebih bisnis e-Commerce sedang marak. Menurut Ruben, saat ini pihaknya mendorong anak muda untuk belajar basis-basis coding.
"Jadi mereka dapat mengetahui carai membuat aplikasi dari tahap yang sangat dasar, dan bisa meningkatkan partisipasi di bidang e-Commerce," kata Ruben.
(Dam/Why)