Liputan6.com, Jakarta Harga minyak menetap lebih rendah pada Kamis waktu setempat setelah data menunjukkan persediaan mingguan yang lebih tinggi di penyimpanan minyak mentah AS.
"Perdagangan energi tetap berombak di tengah fundamental dan ekonomi makro lintas arus yang bergeser sehari-hari," Jim Ritterbusch dari Chicago berbasis pasar minyak konsultan Ritterbusch & Associates mengatakan dalam sebuah catatan, seperti dilansir dari Reuters Jumat (9/4/2016).
Brent berjangka LCOc1 turun 41 sen, atau sekitar 1 persen, di US$ 39,43 per barel, menapak kerugian dari sesi rendah yang melihat Brent turun lebih dari US$ 1, atau hampir 3 persen.
Baca Juga
Advertisement
Minyak berjangka AS juga turun 49 sen pada level US$ 37,26 per barel setelah berjibaku di harga yang lebih rendah US$ 36,69.
Harga jatuh setelah perusahaan intelijen Genscape melaporkan ada produksi 255.804 barel di Oklahoma untuk minyak mentah berjangka AS pada Selasa lalu.
Pembangunan produksi itu muncul meskpun TransCanada Corp telah menutup pipa produksi 590 ribu barel per hari di Keystone, yang membuat minyak mentah pindah ke Cushing Oklahoma dan Illinois.
Penutupan dilakukan setelah perusahaan khawatir ada kebocoran pipa.
Sementara Genscape mencatat penurunan 481.485 barel di Cushing dalam lima hari menuju Selasa, berpotensi dari pemadaman Keystone, itu tidak cukup untuk mengimbangi jumlah arus masuk selama seminggu.