Liputan6.com, Medan - Kasus seorang siswa SMA yang mencatut nama Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Irjen Pol. Arman Depari, terus menjadi perbincangan luas. Banyak yang bertanya-tanya bagaimana sebenarnya kelakuan Sonya Ekarina Depari di sekolah.
Kepala SMA Methodist 1 Medan, Binsar Sitorus, mengaku telah mendengar persoalan tentang anak didiknya yang membentak polwan dan mengaku anak jenderal saat berkonvoi di jalanan usai mengikuti Ujian Nasional (UN).
"Sehari-harinya dia (Sonya) biasa saja, tidak ada yang menonjol. Dia duduk di kelas 3 IPS. Kalau catatan dari Bimbingan Penyuluhan, paling hanya kenakalan-kenakalan kecil," kata Binsar, Jumat (8/4/2016).
Disinggung mengenai prestasinya di sekolah, Binsar menyebut Sonya Depari tidak memiliki prestasi yang menonjol. Tetapi di luar sekolah, Binsar mengaku jika Sonya aktif di dunia modelling dan pernah meraih juara satu dalam salah satu ajang modeling di Kota Medan.
"Dia kalau sore aktif di bidang modeling. Kalau di sekolah biasa aja," ucap Binsar.
Baca Juga
Advertisement
Sementara, Boedi pemilik Boesa Manajemen tempat Sonya Depari aktif di dunia modelling mengatakan Sonya pernah bernaung di tempatnya.
Walau belum setahun, Boedi menyebut Sonya Depari sempat menorehkan beberapa prestasi, seperti beberapa kali menjuarai kompetisi model dan sempat jadi finalis Miss Kopi dan finalis Miss Celebrity.
"Bulan November kemarin Sonya Depari izin ke saya untuk break, Dia bilang mau fokus sama UN. Selama bergabung Sonya itu anaknya ramah dan baik," kata Boedi.
Disinggung mengenai maraknya pemberitaan tentang Sonya yang mengaku-ngaku anak Arman Depari, Boedi mengaku telah mendengar. Namun dia belum berkomunikasi dengan Sonya karena dia masih di Jakarta.
"Sudah dengar, juga sudah baca beberapa berita. Tapi saya sedang di Jakarta. Belum tahu pasti gimana kabarnya. Kaget juga dengar berita ini,” kata Boedi.
Sebelumnya, Sonya ramai menjadi bahan pemberitaan media-media lokal maupun nasional. Hal itu karena tindakan Sonya yang dianggap tidak sopan pada pihak kepolisian saat hendak dibubarkan ketika konvoi.
Ketika itu, Sonya menunjuk-nunjuk Panit Patwal Polresta Medan Ipda Perida Panjaitan di Jalan Sudirman Medan. Ia menyebut jika dirinya adalah anak Arman Depari dan mengancam Perida.
Sehari setelah persoalan itu muncul, Kamis (7/4/2016), kabar duka menghampiri Sonya. Ayahnya bernama Makmur Sembiring Depari meninggal dunia di usia 58 tahun. Hal ini dibenarkan oleh Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto.
Terkait adanya kabar duka tersebut, Mardiaz meminta masyarakat dan media untuk menghentikan hal-hal yang mengarah pada aksi perisakan pada Sonya Depari di media sosial. "Kita minta berempatilah, orangtuanya betul meninggal sore tadi," ucap Mardiaz.