Liputan6.com, Swansea - Manajer Swansea City Francesco Guidolin memiliki misi khusus saat timnya menjamu Chelsea di Liberty Stadium, Sabtu (9/4). Guidolin tidak hanya ingin meraih kemenangan, tetapi juga mencetak sejarah bagi tim berjulukan “The Swans”.
Pelatih 60 tahun ini ingin memberikan kemenangan pertama bagi Swansea atas Chelsea. Dari sembilan laga terakhir Swansea dengan Chelsea di Liga Primer Inggris sejak September 2011, tuan rumah tidak pernah menang dan hanya meraih tiga kali imbang.
Selain itu, Swansea juga perlu menghilangkan momen menyakitkan saat dikalahkan Chelsea 0-5 di Liberty, musim lalu. Itu menjadi kekalahan terbesar mereka di kandang dalam 24 tahun terakhir. Kendati demikian, Guidolin tetap yakin pemainnya tidak takut terhadap Chelsea.
Baca Juga
- Kiprah Rio Haryanto di Formula 1 Terancam Berakhir Lebih Cepat
- 5 Fakta Unik Trofi Liga Champions yang Belum Banyak Diketahui
- Model Seksi Turki Kena Rayuan Ronaldo
Advertisement
“Kami bisa mengubah sejarah, kami memiliki kemungkinan itu,” ujar Guidolin seperti dilansir Soccerway.
Tim asal Wales ini memang wajib meraih poin di setiap pertandingan tersisa mereka, demi menjaga peluang tetap bertahan di Liga Primer. Saat ini Swansea hanya berjarak 10 poin dari Sunderland yang berada di zona degradasi. Pelatih asal Italia itu juga mengakui, kemenangan atas Chelsea bisa menyelamatkan mereka dari ancaman turun kasta ke Divisi Championship.
Namun Guidolin belum mengetahui status masa depannya meski bisa mengalahkan Chelsea. Masa depannya di Swansea bisa ditentukan setelah tim ini aman dari degradasi. Sejak menangani Swansea, pertengahan Januari lalu, Guidolin sudah memberikan lima kemenangan dan tiga hasil imbang di Liga Primer.
“Saya akan berbicara dengan Direktur (Huw Jenkins) dalam beberapa pecan ke depan tentang masa depan. Ini adalah kesepakatan saya. Pertama, kami harus mendapatkan, mungkin satu, mungkin tiga, atau empat poin. Karena 37 poin tidak cukup,” Guidolin menuturkan.
Sementara, di kubu Chelsea, Manajer Guus Hiddink kemungkinan akan melanjutkan penampilan mereka dengan menurunkan beberapa pemain mudanya. Saat mengalahkan Aston Villa 4-0 pada laga sebelumnya, tim berjulukan “The Blues” itu memainkan empat pemain berusia 21.
Selain Ruben Loftus-Cheek, Kenedy, Baba Rahman, ada juga debutan Matt Miazga. Termasuk pemain akademi Jake Clarke Salter yang dianggap memiliki prospek di Stamford Bridge.
Menurut Hiddink, memberikan jam terbang lebih banyak kepada pemain muda lebih penting dibandingkan dengan mengejar rekor pribadinya. Sejak menggantikan Jose Mourinho pada Desember 2015, pelatih asal Belanda ini mampu mempertahankan catatan tidak terkalahkan dalam 15 laga Liga Primer.
“Jika saya bisa membawa pemain muda dengan sedikit lebih berisiko dari kekalahan, maka saya lebih menyukai itu. Saya piker, itu akan menjadi alternatif yang lebih baik agar pemain muda mendapatkan pengalaman di Liga Primer,” ucap Hiddink.
“Anda bisa melakukan itu dan tidak menjami akan menang. Tetapi jika Anda membawa anak-anak ke dalam tim yang sangat berpengalaman, maka itu lebih mudah,” Hiddink menambahkan.