Liputan6.com, Jakarta - PT Whitesky Aviation kini tengah mengembangkan moda transportasi taksi udara di Indonesia dengan menggunakan helicopter. Lantas bagaimana jaminan keamanan dan keselamatan dari transportasi tersebut?
CEO Whitesky Aviation Denon Prawiraatmadja mengakui, alat transportasi sejenis helicopter memang memiliki resiko kecelakaan lebih besar jika dibandingkan dengan pesawat terbang.
"Kalau lihat beberapa kecelakaan helicopter, memang ada beberapa room untuk melakukan kesalahan lebih besar potensinya. Karena itu, hampir most of the time pilot helicopter dibutuhkan tingkat awareness-nya dibanding pilot jet. Kalau pilot jet selain take off dan landing, sisanya dilaksanakan mesin," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Minggu (10/4/2016).
Baca Juga
Advertisement
Namun demikian, lanjut Denon, kecelakaan yang menimpa helicopter mayoritas disebabkan oleh faktor kelalaian manusia. Selama ini, kecil kemungkinan kecelakaan tersebut disebabkan oleh permasalahan pada bagian mesin.
"Tapi saya punya prinsip, kecelakaan di penerbangan helicopter itu karena faktor kelalaian manusia. Kalau teknologinya helicopter, sepanjang mengikuti apa yang diminta oleh manufaktur, sebenarnya tidak masalah. Avianic sistemnya sudah canggih, rotation-nya sudah canggih. semua sudah didesain dengan baik. Jadi helicopter ini relatively aman," kata dia.
Oleh sebab itu, Denon menyatakan telah menyiapkan pilot-pilot yang handal dalam mengendalikan helicopter. Dirinya juga bekerja sama dengan produsen helicopter untuk melatih pilot agar siap menghadapi segala kondisi di udara.
"Di tempat kita dilatih juga kalau dalam keadaan engine mati. Karena sebetulnya auto rotation itu biasa, itu sebuah situasi yang sudah diprediksi oleh manufaktur. Tinggal permasalahannya apakah pilot familiar dengan situasi tersebut. Ini kita desain agar bagaimana pilot menerbangkan heli-city ini familiar dengan prosedur-prosedur emergency yang terjadi. Itu jadi prioritas program kita," ungkap dia.