Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi China melambat ternyata berdampak terhadap penjualan merek barang mewah. Kondisi itu semakin sulit ketika pemerintah China berkomitmen berantas korupsi.
Sejumlah faktor tersebut membuat laba bersih Prada turun 26,6 persen pada 2015. Dalam sebuah pernyataan perseroan, tingkat konsumsi masyarakat di Asia turut mempengaruhi kinerja perseroan.
Asia Pasifik merupakan pasar penting bagi Prada. Wilayah tersebut menyumbang kontribusi sepertiga dari total penjualan global. Prada melaporkan penjualan turun 16,1 persen pada 2015 dari periode 2014. Faktor nilai tukar mata uang juga mempengaruhi kinerja keuangan.
Baca Juga
Advertisement
"Saat ini waktu sulit di pasar Asia sehingga berdampak terhadap penjualan di seluruh wilayah terutama di Hong Kong dan Macau. Ada pengurangan konsumsi masyarakat yang memukul keras penjualan ketimbang di tempat lain," tulis pernyataan seperti dikutip dari laman CNN Money Minggu (10/4/2016).
Selain itu, perseroan juga menyebutkan kalau serangan Paris, sosial dan ketegangan politik di seluruh dunia mempengaruhi penjualan. Namun bukan Prada saja yang alami kelesuan karena ekonomi China melambat.
Merek mewah lain seperti Louis Vuitton, Burberry, Hugo Boss, dan lain-lain juga melaporkan penjualan lemah di tengah kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi China yang melambat. (Ahm/Ndw)