IHSG Bakal Melemah Terbatas di Awal Pekan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 4.773-4.893 pada Senin pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Apr 2016, 07:20 WIB
Pengunjung memfoto pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (27/11). Bursa saham Indonesia kembali melemah pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi konsolidasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan saham Senin pekan ini.

Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee menuturkan, IHSG berpeluang melemah terbatas. IHSG akan berada di level support 4.773-4.918 sedangkan resistance di 4.862-4.893.

Hans menuturkan, belum ada sentimen signifikan pengaruhi laju IHSG. Dari dalam negeri akan ada data penjualan mobil dan motor pada Maret 2016.

Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan IHSG masih terlihat cenderung penuh tekanan. Level support IHSG di kisaran 4.811 masih akan terlihat diuji. Sedangkan level resistance di kisaran 4.909.

William mengatakan, IHSG bersifat konsolidasi pada akhir pekan lalu yang dapat dimanfaatkan momentum beli saham. Selain itu kondisi penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) juga akan mendorong sektor riil yang diharapkan dapat dongkrak laju pertumbuhan ekonomi sehingga dapat mendorong IHSG.

"Namun harga komoditas minyak masih fluktuaktif masih tetap akan cukup memberikan pengaruh terhadap pergerakan IHSG," kata William.

Untuk rekomendasi saham, William memilih saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Sedangkan Hans memilih beli saham PT PP Tbk (PTPP), dan menjual saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT PP Property Tbk (PPRO).

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat 8 April 2016, IHSG turun 20,58 poin atau 0,42 persen ke level 4.846,70. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,69 persen ke level 839,71. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.(Ahm/Ndw)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya