Eep Saefullah: Uji Kelayakan Terlalu Teatrikal

Menurut pengamat politik, Eep Saefulloh Fatah, uji kelayakan yang berlangsung selama tiga hari seperti panggung teater. SBY cerdas dalam mengemas politik, namun kemasan "wah" ini belum membanggakan dari segi kualitas.

oleh Liputan6 diperbarui 19 Okt 2009, 19:55 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Politik perlu kemasan yang menarik. Ini menjadi penting karena ada pencitraan yang ingin dicapai. Guna membangun citra positif dalam kepemimpinannya selama lima tahun ke depan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mulai menyeleksi orang-orang yang tepat untuk duduk dalam kabinet.

Selama tiga hari terakhir, sejumlah orang sudah wara-wiri di kediaman Presiden Yudhoyono, di Puri Cikeas Indah, Bogor, Jawa Barat. Mereka yang datang adalah calon menteri pada kabinet 2009-2014. Dari hasil uji kelayakan dan kepatutan yang digelar ini, beberapa nama sudah positif masuk dalam kabinet.

Pengamat politik Eep Saefullah Fatah melihat proses perekrutan tersebut sebagai panggung teater. Namun, proses itu terlalu teatrikal karena lebih memperhatikan soal kemasan. Memang, SBY selama ini dikenal sebagai pendesain kemasan politik yang baik. Ia bisa membuat pencitraan atas dirinya, meski belum terbukti semua berjalan dengan baik. Masalahnya, kemasan yang menarik tanpa isi berkualitas tidak ada artinya.

"Too much! Karena yang diperlukan sebenarnya proses rekrutmen yang bisa mencerminkan praktek akuntabilitas seorang pemegang mandat rakyat," kata Eep saat diwawancarai Rieke Amru di Liputan 6 Petang, Senin (19/10). Selanjutnya, Eep melihat belum ada keterwakilan yang baik dalam kabinet yang baru.

Meski demikian, Eep menilai, orang-orang yang dipilih presiden perlu diberi kesempatan. Sejauh ini prediksi penempatan wakil partai dan profesional adalah 50:50. Pun pengisian kursi tak hanya oleh menteri lama, melainkan berasal dari kalangan profesional. Simak analisis Eep selengkapnya dalam video berita ini.(OMI/YUS)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya