Para Perempuan Tak Sudi Dinikahi, Pria di Desa Turki Gelar Protes

Para wanita enggan untuk menikah dengan pria setempat telah menjadi masalah sosial di kota tersebut. Mereka minta presiden Turki membantu.

oleh Rio Christa Yatim diperbarui 12 Apr 2016, 11:03 WIB
Acara pernikahan terjadi 9 tahun lalu, sejak itu populasi telah mengalami penurunan dari 400 menjadi 233 jiwa. (dailymail)

Liputan6.com, Uzmulu - Sekelompok pria di sebuah desa terpencil di Turki belum lama ini melakukan aksi protes.

Aksi mereka dilakukan bukan untuk mengecam pemerintahan atau organisasi, melainkan mengeluhkan sebuah desa di mana para wanita telah menolak lamaran pernikahan para pria.

Menurut laporan, para wanita mengatakan mereka tak ingin terjebak di Desa Uzmulu seumur hidup.

Para pria mengatakan kaum wanita di sana bersikap tak rasional sehingga mendorong mereka untuk menggelar aksi protes, lengkap dengan spanduk mendesak agar kaum hawa mau menerima kehidupan sederhana di pedesaan.

Dikutip Daily Mail, Senin (11/4/2016), Wali Kota Mustafa Bashbilan mengatakan kepada situs Al Arabiya bahwa di desa ada 25 pria lajang berusia dari 25 hingga 45 tahun.

Tapi acara pernikahan terakhir kali terjadi 9 tahun lalu, dan sejak itu secara mengkhawatirkan populasi telah mengalami penurunan dari 400 menjadi 233 jiwa.

Ia mengatakan, sebagian besar wanita memilih untuk hidup di kota-kota besar seperti Istanbul, Ankara dan Antalya, sementara para pria memilih untuk bertahan dan melanjutkan usaha keluarga mereka yang diwariskan secara turun-temurun.

Salah satu spanduk yang dibawa para pria bahkan meminta bantuan kepada Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Erdogan telah mendapat kritikan yang cukup serius karena menentang pemakaian kontrasepsi dan menganjurkan kepada para wanita untuk memiliki 3 anak.

Mereka meminta presiden Turki untuk campur tangan dalam permasalahan mereka. (dailymail)

Sementara itu, dalam salah spanduk tertulis, para pria berjanji akan memberikan 5 anak kepada istri mereka, jika sang presiden mau campur tangan dalam permasalahan desa mereka.

Meski itu akan membuat Erdogan senang, namun sepertinya upaya tersebut tak akan menghentikan para wanita untuk keluar dari kehidupan pedesaan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya