Liputan6.com, Jakarta Selain menjadi bahan makanan, jamur juga dikenal selama ribuan tahun sebagai obat herbal karena khasiatnya meningkatkan produksi sel darah putih. Menurut berbagai studi, jamur juga memiliki nilai gizi yang tinggi, salah satunya jamur tiram.
Terinspirasi oleh manfaat positif yang terkandung di dalam bahan makanan tersebut, seorang desainer asal Belanda menggunakan media jamur untuk busana rancangannya. Desainer bernama Aniela Hoitlink ini menciptakan sebuah kreativitas dan inovasi dari jamur agar bahan makanan tersebut bisa menjadi bahan tekstil.
Baca Juga
Advertisement
Hoitlink bukanlah yang pertama menggunakan jamur untuk dijadikan busana. Namun, ia jadi yang pertama mengembangkan tekstil berbahan dasar jamur dengan konsep unik serta telah dipamerkan di galeri MoMA PS1 New York.
Seperti dilansir dari Lostateminor.com pada Selasa (12/4/2016), Hoitlink melakukan pengamatan untuk mencari cara bagaimana jamur yang lunak dan mampu mereplikasi diri bisa dijadikan bahan tekstil unik. Ia menemukan cara dengan membuat miselium tekstil modular sehingga busana rancangannya bisa diperbaiki jika rusak.
Jika saat mengenakan busana tersebut dan robek atau bolong, Anda hanya perlu menambal dengan potongan jamur berbentuk cakram. Ketika diwawancara Hoitlink mengatakan bahwa ukuran busana rancangannya bisa disesuaikan dengan pemakaiannya.
Sehingga dengan ukuran pakaian yang bisa diatur sesuai keinginan Anda, beragam ornamen juga bisa ditambahkan untuk mempercantik busana miliknya. Selain itu, dengan konsep unik Hoitlink, ia memastikan bahwa tak akan ada bahan yang terbuang percuma selama proses pembuatan.
Hal itu yang mendasari Hoitlink mengembangkan tekstil berbahan jamur agar tak ada pemborosan saat memproduksi pakaian. Ia cukup sedih melihat tak sedikit orang yang memilih untuk membuang busana mereka ketika rusak, ketimbang memperbaiki.