Liputan6.com, Jakarta Pembangunan bangsa ke depan akan menghadapi tantangan yang tidak ringan dan peluang yang semakin terbuka. Dalam hal inilah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi faktor strategis dalam pembangunan ekonomi suatu bangsa.
Komitmen Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) untuk meningkatkan kualitas SDM mumpuni agar menjadi garda terdepan dalam persaingan antara bangsa di era globalisasi.
“Bangsa yang mampu memenangkan persaingan inilah sejatinya yang mampu mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya,” ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar dalam keterangan tertulis yang diterima kepada liputan6.com, Rabu (13/4).
Bahkan, lembaga World Economic Forum (WEF) telah mengumumkan peringkat daya saing untuk tahun 2010. Indonesia berada pada ranking 54 dari 133 negara, kalah jauh dari negara tetangga seperti Singapura (peringkat tiga), Malaysia (24), Brunei Darussalam (32) dan Thailand (36).
Hasil survei tersebut, menunjukkan bahwa ada persoalan dengan SDM. Sumber daya bermula dari tingkat pendidikan. Rendahnya tingkat pendidikan rata-rata penduduk Indonesia menyebabkan daya saing menjadi rendah.
“Transmigrasi tidak boleh jadi halangan untuk bisa berkembang maju. Pendidikan harus diusahakan apapun caranya, karena dari sanalah kunci sukses bisa kita raih. Pertumbuhan baru dan kemajuan ekonomi pada setiap kota ditandai oleh tingkat pendidikannya masing-masing,“ tandasnya.
Sejarah mencatat bahwa Founding Fathers kita adalah orang-orang dengan pendidikan tinggi, bervisi dan penuh komitmen.Kemendes PDTT akan selalu mengupayakan langkah-langkah demi kemajuan di bidang pendidikan pada masyarakat transmigrasi.
Dalam buku 'Asia Future Shock' Michael Backman memprediksikan pertumbuhan penduduk di negara-negara Asia akan naik signifikan. Secara keseluruhan diperkirakan pada 2027 nanti, jumlah penduduk kota-kota di Asia akan bertambah sekitar 1,1 miliar jiwa dibandingkan posisi pada 2007.
Jumlah penduduk India diperkirakan akan menyamai penduduk Cina pada 2030. Sedangkan, Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Cina akan mengalami peningkatan jumlah penduduk tua (aging population) secara tajam karena rendahnya angka kelahiran.
Digambarkan pula bahwa peningkatan penduduk di Asia tersebut akan menimbulkan masalah baru dalam perekonomian. Pertama, ledakan penduduk di tengah terbatasnya penyerapan tenaga kerja, hal ini akan mengakibatkan pengangguran meningkat tajam. Pada 2050, diperkirakan setiap 10 orang usia angkatan kerja di China, 7 orang di antaranya menganggur.
Kedua, terbatasnya lapangan kerja di pedesaan mengakibatkan terjadinya lonjakan urbanisasi. Kota-kota besar di Cina, Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand, dan Vietnam akan dua kali lipat besarnya dalam 20 tahun mendatang.
(Adv)
Advertisement