Liputan6.com, Jakarta - Ketika membicarakan masalah keuangan hal itu bisa menimbulkan berbagai macam reaksi. Mulai dari merasa bangga, malu, atau bahkan marah hingga menimbulkan depresi. Bahkan ada beberapa yang merasa bahwa keuangan adalah hal tabu untuk dibicarakan.
Melansir dari Forbes, Rabu (13/4/2016), uang bisa menjadi indikator yang mempengaruhi performa Anda dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.
Penelitian baru dari Willis Towers Watson menggarisbawahi pentingnya mengatasi kekhawatiran keuangan, dimulai sejak sekarang. Pada 2015, karyawan yang khawatir dengan masalah keuangan kehilangan produktifitasnya selama dua minggu karena stres.
Selain itu, sebanyak 59 persen karyawan ingin keluar dari pekerjaan karena stres akibat masalah keuangan. Lainnya, 76 persen karyawan beranggapan akan mengalami masa pensiun yang tidak senyaman orang tua mereka.
Baca Juga
Advertisement
Meskipun telah banyak alat yang membantu mengatasi masalah ini, namun situasinya tidak menjadi lebih baik. Stress terus dialami oleh para karyawan yang bahkan juga sudah merencanakan masa pensiun, mengerti investasi ataupun dasar-dasar menabung.
Saat ini kekhawatiran mengenai uang menyebabkan tingkat stres yang tinggi. Sekitar 72 persen orang Amerika melaporkan merasa stres tentang uang dalam rentang satu bulan.
Sepertiga dari orang dewasa yang berumah tangga melaporkan uang merupakan sumber utama konflik dalam hubungan mereka.
Bukan mengenai gaji Anda, melainkan gaya hidup Anda yang semestinya sesuai dengan pendapatan Anda. Kekhawatiran ini harus dihadapi dengan bijak. Anda harus menyadari posisi Anda terlebih dahulu.
Setelah itu, buang jauh-jauh pikiran negatif Anda. Termasuk dengan membuang kebiasaan buruk Anda dalam melakukan pengeluaran. Anda harus menentukan prioritas dan tujuan Anda. (Shabrina Aulia Rahmah/Ndw)