Liputan6.com, Surabaya - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengatakan atap galvalum terpanjang yang berhasil mencatat rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) akan disumbangkan untuk masyarakat miskin melalui program pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
"Program bedah rumah ini merupakan kerja sama Pemprov Jatim dengan Kodam V/Brawijaya. Pencatatan MURI ini diharapkan menjadi inspirasi bagi perusahaan lain untuk ikut peduli terhadap lingkungan sekitarnya," kata dia di lahan Jalan Tol Gempol-Pasuruan, dilansir Antara, Rabu 14 April 2016.
Ia menyatakan dukungannya atas upaya PT Kepuh Kencana Arum (KKA), Mojokerto, yang memproduksi atap galvalum tanpa sambung sepanjang 3 kilometer di iatas lahan Jalan Tol Gempol-Pasuruan.
"Hasil kreatifitas PT KKA yang disumbangkan dalam program RTLH akan mempercepat dan mendukung program pengentasan kemiskinan di Jatim, mengingat hingga saat ini masih terdapat lebih dari 400 ribu warga miskin yang menempati rumah tidak layak," kata dia.
Baca Juga
Advertisement
Menurut dia, material rangka dan atap baja ringan ini akan menjadi bagian penting dalam program RTLH yang saat ini dilaksanakan dengan melibatkan prajurit TNI.
"Dengan anggaran yang terbatas, bantuan material ini akan menambah nilai dari rumah warga yang diperbaiki," kata Gus Ipul, panggilan akrabnya.
Selama tujuh tahun berjalan, lanjut Gus Ipul, program RTLH ini telah berhasil memperbaiki sekitar 100.000 rumah. Pihaknya berharap dukungan dan sumbangsih dari pihak ketiga ini bisa mempercepat program pengentasan kemiskinan di Jatim.
Setelah diverifikasi MURI, hasil produksi atap galvalum ini akan dipotong menjadi lembaran ukuran 3 meter atau sebanyak 1.000 lembar.
Perwakilan MURI, Awan Raharjo, menyatakan apresiasinya atas inisiatif PT KKA dalam memproduksi rangka dan atap terpanjang dari baja ringan tanpa sambungan. Hasil produksi ini merupakan catatan baru MURI dalam kegiatan superlatif.
Direktur PT KKA, Hendri Setiawan menuturkan pihaknya juga mencatatkan dua rekor lainnya, yaitu rangka atap kanal C dan rangka atap reng yang terbuat dari baja ringan masing-masing sepanjang 1 KM.
"Bahan bangunan tersebut semuanya diproduksi dalam waktu 2 jam di lahan jalan tol yang belum digunakan tersebut. Material ini akan kami sumbangkan untuk program RTLH di Jatim," kata dia.