Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah warga Pasar Ikan dan Kampung Aquarium, Jakarta Utara, kini menjadikan perahu sebagai tempat tinggal. Ini lantaran rumah mereka telah rata dengan tanah usai digusur Pemprov DKI Jakarta.
Menanggapi itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan tidak masalah. Mereka yang hidup di atas perahu lambat laun akan hilang dengan sendirinya.
"Biarin saja dia mau di perahu. Nanti kamu kalau nginjak-nginjak negara bikin tenda lagi, ya kita sikat. Jangan kasian, justru dia kurang ajar menyengsarakan keluarganya. Nanti dia juga kapok," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis (14/4/2016).
Menurut Ahok, para manusia perahu punya maksud lain yakni menunggu kesempatan menduduki kembali lahan negara. Padahal Pemprov telah menyiapkan rusun Marunda bagi para nelayan dan warga gusuran Luar Batang.
Baca Juga
Advertisement
"Maksud saya kalau kamu profesi nelayan, kenapa sih enggak mau pindah di Rusun Marunda? Kan dekat juga. Anak Anda dijemput bus sekolah, buat apa sengsarakan keluarga. Atau pindah ke rumah susun Pulau Seribu pun kalau sudah jadi boleh. Jadi, siapa yang sengsarakan siapa, enggak usah bikin film sinetron lah," tegas Ahok.
Mantan politikus Gerindra itu heran atas sikap sebagian nelayan yang menolak rusun Marunda dengan alasan jauh. Padahal, Pemprov DKI telah menyediakan moda transportasi gratis untuk memudahkan aktivitas mereka.
"Banyak (pekerja) yang datang dari luar Jakarta kok. Belagu amat sih mesti tinggal di Jakarta. Kan saya kasih bus loh! Saya kirim bus sekolah dan bus Transjakarta ke semua rusun," tegas dia.
Ahok juga membantah bila proyek reklamasi berimbas pada berkurangnya ikan untuk nelayan dan peternak kerang hijau di teluk Jakarta.
"Mana ada ikan di Teluk Jakarta, kamu kira teluk di Belitung? Kamu tanya, mana ada? Sekarang kalau dari dulu Teluk Jakarta ada ikan, sekarang oke, ada yang belum direklamasi di Marunda, kamu bisa cari ikan enggak di situ?" kata Ahok
Selain itu, menurut Ahok, kerang hijau di Teluk Jakarta sudah masuk dalam ambang batas berbahaya karena mengandung kadar logam berat di atas 15 persen. Karena hal tersebut, Ahok menilai penggusuran nelayan di sana adalah tindakan benar.
"Sebetulnya tuh kerang hijau kalau bukan karena masyarakat udah saya tutup. Sekarang mana ahli lingkungan hidup, sekarang kamu periksa kerang hijau di situ, boleh dikonsumsi enggak sebetulnya? Seluruh kerang hijau enggak boleh dikonsumsi," ucap dia.
Mantan bupati Belitung Timur itu pun menyarankan para nelayan dan manusia perahu pindah ke rusun Marunda atau ke rusun di Pulau Seribu. Sebab, Pemprov telah membuat tambak kerapu sebagai salah satu solusi bagi nelayan yang penghasilannya berkurang.
"Mau bangun apartemen di Pulau Seribu, nelayan tinggal di situ, tambak saya kasih, kapal saya kasih, naik kapal naik bus tidak bayar ke Jakarta, dan harga beras di sana saya jamin sama dengan Jakarta," ujar Ahok.