Karyawan Tak Digaji 4 Bulan, Museum Tertua di Indonesia Ini Tutup

Sejak awal 2016 belum memperoleh bantuan dana operasional dari pemerintah.

oleh Fajar Abrori diperbarui 15 Apr 2016, 05:02 WIB
Museum Radya Pustaka yang tertua seIndonesia kurang anggaran.

Liputan6.com, Surakarta - Museum Radya Pustaka di Solo, Jawa Tengah yang merupakan museum tertua di Indonesia tutup tidak melayani pengunjung. Lantaran, gaji karyawan museum menunggak sejak awal tahun lalu sehingga karyawan yang bertugas tidak masuk kerja.

Anggota Komite Museum Radya Pustaka, St Wiyono mengatakan, karyawan tidak masuk kerja sejak Rabu 13 April kemarin. Saat itu mereka izin tidak masuk sehingga pihak pengelola museum memilih untuk tutup.

"Tutup sejak Rabu kemarin. Tetapi hingga Kamis ini kok karyawan belum juga masuk jadi museum masih tutup. Saya belum tahu kenapa alasannya. Nanti saya akan cari tahu," kata dia di Solo, Kamis (14/4/2016).

Wiyono menduga, tutupnya museum selama dua hari ini karena kondisi keuangan yang melilit Museum Radya Pustaka ini. Sebab, sejak awal 2016 belum memperoleh bantuan dana operasional dari pemerintah.

"Sejak Januari lalu, karyawan belum menerima gajinya. Padahal di sana ada 12 karyawan yang bertugas meliputi pustakawan, guide, dan karyawan yang mengurusi koleksi museum," ujar dia. Wiyono menambahkan, uang hasil penjualan tiket masuk museum, tidak sanggup untuk menutupi biaya pembayaran listrik.

Dia mengatakan, persoalan keuangan yang melilit museum disebabkan kebijakan baru dari pemerintah mengenai dana hibah. Pemerintah hanya bisa memberikan dana hibah kepada lembaga yang berbadan hukum. Sementara, museum tersebut belum berbadan hukum.

Wiyono berharap, pemerintah segera mencari solusi terkait persoalan keuangan yang dialami pengelola museum. "Pengelola museum tidak memiliki dana cadangan untuk keberlangsungan operasional museum," tegas dia.

Museum Radya Pustaka yang terletak di kawasan Sriwedari tepatnya Jalan Slamet Riyadi No 275 Solo, merupakan museum tertua di Indonesia. Museum tersebut awalnya bernama Paheman Radya Pustaka yang didirikan pada 28 Oktober 1890 oleh KRA Sosrodiningrat IV. Awalnya museum itu menempati Panti Wibawa di Komplek Kepatihan.

Pada 31 Januari 1913, Museum Radya Pustaka pindah ke kawasan Sriwedari. Di dalam museum itu menyimpan berbagai koleksi pustaka maupun benda peninggalan sejarah nusantaranya, khususnya Jawa seperti arca, patung kuno, artefak, senjata tradisional, wayang, batik, naskah kuno dan lainnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya