Liputan6.com, Jakarta - Yayayasan milik Didier Drogba tengah diselidiki oleh Komisi Amal atas dugaan pelanggaran serius. Mantan pemain Chelsea dan Timnas Pantai Gading itu diduga telah menyalahi aturan dalam pendistribusian sumbangan-sumbang yang selama ini telah diterima dari berbagai donatur.
Laporan ini pertama kali disampaikan oleh Dailymail. Surat kabar terkemuka di Inggris itu menyebutkan bahwa dari £1.7 juta sumbangan yang dikumpulkan oleh Yayasan Drogba, hanya £14,115 yang benar-benar disalurkan untuk tujuan kebaikan di negara di Afrika.
Baca Juga
- Mantan Striker Chelsea Ini Mulai 'Alergi' Lapangan Sintetis
- Hiddink Buka-bukaan Terkait Transfer Drogba
- Mantan Pemain Wigan Tewas, Drogba Ikut Berduka
Advertisement
Sebanyak £439,321 dihabiskan untuk menggelar pesta penggalangan dana dan sisanya sebesar £1 juta lagi, justru sampai saat ini masih mengendap di bank. Yayasan Drogba sendiri didirikan di Inggris pada tahun 2009 lalu saat pemain berusia 38 tahun itu masih bermain untuk Chelsea.
Drogba langsung membantah tudingan tersebut. "Tidak ada suap, tidak ada korupsi, tidak ada kesalahan manajemen, dan tidak ada kebohongan," kata Drogba seperti dilansir BBC.
Drogba juga menuding laporan tersebut telah membahayakan nasib ribuan anak-anak miskin di Afrika. Karena itu, dia tengah mempersiapkan upaya hukum untuk melawan tudingan tersebut.
Dalam pernyataannya, Drogba merinci pencapaian yang telah dilakukan yayasan miliknya, termasuk pengadaan klinik berjalan, panti asuhan, dan pembelian alat tulis bagi anak-anak miskin. Sementara pihak yayasan berdalih bahwa, Drogba juga mendirikan banyak yayasan amal terpisah yang didirikan dengan nama yang sama di Afrika dan telah mejalankan berbagai proyek sejak 2007 lalu.
"Saya datang dari keluarga miskin dan saya harus bekerja keras untuk bisa menjadi diri saya saat ini. Namun tidak akan ada artinya bila saya tidak mampu memberikan sesuatu kepada negara saya, benua saya, dan komunitas saya," ujar Drogba menambahkan.
Sementara itu, Komisi Amal akan bekonsentrasi menyelidiki administrasi amal dan distribusi bantuan oleh yayasan amal Drogba. Mereka juga ingin menyelidiki tuduhan adanya penyebaran informasi yang menyesatkan kepada para donatur yang kebanyakan berdomisili di luar negeri.
"Selanjutnya yayasan juga telah menerima laporan akan adanya sejumlah besar uang yang belum dibelanjakan serta informasi yang lebih jauh mengenai rencana menghabiskan dana itu. Semua masalah ini pantas untuk diselidiki," bunyi pernyataan Komisi Amal terkait yayasan milik Drogba.